TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pertanian yang juga Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar menyarankan pemerintah mulai melakukan impor tahun ini untuk mengantisipasi kekeringan yang disebabkan oleh El Nino. "Tidak apa-apa impor. Kalau tidak impor malah menyengsarakan masyarakat. Lebih baik impor daripada harga beras di pasaran Rp 20.000 per kilogram," kata Hermanto kepada Tempo, Rabu, 2 Juli 2014.
Hermanto mengatakan opsi impor tidak bisa dihindari pemerintah. Impor beras juga tak perlu ditunda hingga tahun depan saat masalah pasokan beras sudah muncul. "Pemerintah sebaiknya mulai impor tahun ini. Tapi jangan di bulan Agustus karena sedang masa panen. Pemerintah bisa impor di bulan September atau Oktober," ujarnya. (baca:Pemerintah Diminta Bersiap Hadapi El Nino)
Kebijakan melakukan impor lebih awal juga menjadi pilihan bijak mengingat dampak kekeringan akibat El Nino yang juga dirasakan oleh negara asal impor beras di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand. "Lebih baik kita memiliki stok lebih awal karena El Nino tidak hanya menyerang Indonesia, tapi juga Vietnam dan Thailand," katanya. (baca:Bulog Ingatkan Pemerintah Tak Telat Impor Beras)
Menurut Hermanto, kebijakan impor beras juga dilakukan pemerintah ketika menghadapi El Nino di 1997. "Seingat saya pemerintah mengimpor 1,6 juta ton beras ketika El Nino 1997. Dengan adanya impor, kenaikan harga beras saat itu tidak terlalu tinggi," katanya.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir mengatakan petani tidak menentang kebijakan impor selama yang melakukan adalah pemerintah. "Tidak masalah selama yang melakukan impor adalah pemerintah melalui Bulog. Saya baru khawatir kalau yang impor swasta," ujarnya.
PAMELA SARNIA
Berita Terpopuler
Newmont Resmi Gugat Pemerintah ke Arbitrase
Trik SBY Agar Tak Kena Tilang Polisi
Diminta Pilih Nomor Satu, Maher Zain Pilih Senyuman
Pacu Iklan, Twitter Akuisisi TapCommerce