TEMPO.CO, Yerusalem - Temuan tiga jenazah remaja membuat kondisi Israel dan Palestina semakin memanas. Selang beberapa jam setelah pemakaman, seorang remaja Palestina bernama Mohammad Abu Khieder dinyatakan hilang dan diduga tewas dalam aksi penculikan Selasa pagi saat hendak masuk masjid di sektor kota Arab di Yerusalem.
"Saya menuntut pemerintah Israel menghukum pembunuh jika ingin tercipta kedamaian antara rakyat Palestina dengan Israel," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas, seperti dilaporkan Washington Post, Rabu, 2 Juli 2014.
Abbas juga meminta pemerintah segera mengambil langkah-langkah konkret di lapangan untuk menghentikan aksi yang diduga balas dendam ini. (Baca: PM Netanyahu Datang ke Pemakaman Remaja Israel)
Polisi Israel sudah mengkonfirmasi bahwa mereka menemukan mayat di Yerusalem Barat. Akan tetapi, belum ada pernyataan resmi apakah benar itu Khieder atau bukan. Menteri Keamanan Umum Yitzhak Aharonovicth menegaskan ada hubungan antara pemuda yang hilang dengan tubuh yang ditemukan.
Seorang saksi mata menjelaskan ia melihat Kheider dipaksa masuk ke dalam sebuah mobil yang dijaga oleh tiga warga Israel di Yerusalem Timur. Namun, saksi itu juga tidak tahu apakah memang Kheider yang tewas dalam hutan. (Baca: Israel Tembak Mati Dua Remaja Palestina)
Di lain pihak, ayah Khieder kini tengah melakukan tes DNA untuk memastikan bahwa itu adalah anaknya. Proses otopsi juga masih berlangsung untuk mencari penyebab kematian yang sebenarnya.
Sebelumnya, tiga remaja Israel: Natfali Frenkel, Gilad Shaar, dan Eyal Yifrach di Modiin, ditemukan tewas di Halhul di utara Hebron, Palestina. Remaja ini kemudian dimakamkan bersama di Modiin pada Selasa waktu setempat. Pejabat Israel menduga kekejaman itu dilakukan oleh militas Palestina, Hamas.
RINDU P. HESTYA | WASHINGTON POST | SKY NEWS
Berita Lain:
Kepergok Intim di Stasiun, Pasangan Ini Buron
Mantan Presiden Prancis Ditangkap Polisi
Model Playboy Asal Malaysia Akhirnya Berhijab