Umat Buddha Serang Muslim di Myanmar

Umat Muslim usai menjalankan ibadah Solat Jumat di masjid Jamie Lewe, Lewe, Myanmar, Jumat (20/12). Tempo/Aditia Noviansyah
Umat Muslim usai menjalankan ibadah Solat Jumat di masjid Jamie Lewe, Lewe, Myanmar, Jumat (20/12). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Mandalay - Kelompok ekstrem Buddha menyerang kedai teh milik muslim di Kota Mandalay, Myanmar, Rabu, 2 Juli 2014. Massa yang terdiri atas 300 umat Buddha, termasuk 30 biksu, ini juga merusak masjid dan toko-toko milik kaum minoritas di sana.

"Kami menembakkan tembakan peringatan sebanyak tiga kali untuk mengendalikan massa," kata Letnan Kolonel Zaw Min Oo, polisi daerah Mandalay, seperti dilaporkan AP.

Menurut Zaw, massa marah karena pemilik kedai diduga melakukan pemerkosaan kepada wanita pemeluk Buddha. Selain merusak toko, massa juga menyerang dengan pisau dan melukai lima warga. (Baca: Sri Lanka Tahan Turis Inggris Gara-gara Tato Budha)

"Polisi dan kerumunan itu berkelahi. Massa umat Budha melempari polisi dengan beberapa kali," kata seorang saksi.

Menurut saksi, massa telah berkumpul di daerah minoritas muslim sejak dinihari. Warga sekitar takut mereka akan melakukan serangan lanjutan dalam waktu dekat. (Baca: Pendeta Budha Myanmar Protes Organisasi Islam OIC)

Umat muslim di Myanmar berasal dari berbagai negara, termasuk India, Cina, dan Banglades. Dari 60 juta penduduk, sekitar empat persen dari mereka memeluk agama Islam.

Sebagai kaum minoritas, umat muslim di Myanmar sering menerima serangan. Pada 2012, sejumlah muslim tewas dan ribuan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah terjadi bentrok dengan massa umat Buddha di negara bagian Rakhine. April 2013 lalu, lebih dari 40 orang muslim tewas dan beberapa masjid di pusat Kota Meikhtila juga dibakar akibat perselisihan dengan umat Buddha.

RINDU P. HESTYA | AP



Berita Lain:
Gereja di Amerika Berubah Menjadi Masjid 
Mudik Lebaran, Pelni Targetkan Raup Rp 201 Miliar
Puasa, Mari Ajak Anak Bermain Edukatif