TEMPO.CO, Jakarta - Kabar tidak sedap datang dari pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Prabowo Subianto dikabarkan telah menggampar musikus Ahmad Dhani atas ulahnya dalam video klip dukungan untuk Prabowo. Di video klip itu Dhani menjadi sorotan media internasional karena mengenakan seragam serupa dengan pakaian mirip organisasi paramiliter NAZI.
Kabar itu beredar setelah Dhani dipanggil Prabowo terkait penyelesaian masalah video klip. Namun, saat ditemui dalam acara Konser Marhaban Ya Ramadhan with Maher Zain, jubir Prabowo-Hatta mengatakan kabar itu fitnah. (Baca:Prabowo Dikabarkan Pukul Ahmad Dhani)
"Tidak ada kabar seperti itu. Itu kabar dari 'sana' yang bikin. Kalau dari kita jelas tidak ada. Dhani bahkan saat itu diajak ke Bandung sama Pak Prabowo. Kabar ini adalah fitnah. Kalau pihak 'sana' mau menang, dengan cara yang benar, dong," kata Tantowi Yahya, juru bicara capres dan cawapres Prabowo-Hatta, kepada Tempo, Rabu, 2 Juli 2014, saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta.
Tantowi pun menegaskan bahwa Prabowo tak mungkin menyelesaikan masalah dengan memukul orang lain. "Mana mungkin Pak Prabowo menggampar orang. Saya tahu siapa bapak."
Ketika ditanya apakah Prabowo mengetahui perihal kabar itu, Tantowi berkata, "Di kubu kami tidak ada yang menanggapi berita ini karena itu berita bohong. Ini bulan Ramadan, berkampanye dengan cara yang baik-baik sajalah. Jangan menyebar fitnah," ujarnya. (Baca:Pengamat: Ahmad Dhani Permalukan Indonesia)
Sebelumnya, pada hari Senin, 1 Juli 2014, terdapat broadcast message di kalangan media yang bertuliskan, "Jaleswari Pramodhawardani. BREAKING NEWS @ Hari Rabu malam, 25/6, Ahmad Dhani digampar dengan makian dan pukulan fisik oleh capres Prabowo karena urusan tampilan Dhani pake baju Nazi Hitler dan jadi berita besar di koran-koran luar negri. Banyak saksi mata yg melihat kejadian itu. Untuk penggemar-pengemar Ahmad Dhani, inikah capres yg anda dukung? Anda pasti keliru! Untuk para pemilih, dukungan anda ke capres Prabowo adalah Malapetaka bagi indonesia."
ANINDYA LEGIA PUTRI
Berita lainnya:
Gereja di Amerika Berubah Menjadi Masjid
Sepp Blatter Klaim Piala Dunia Berjalan Sukses
Cegah Penimbunan, Pembelian Token Dibatasi