TEMPO.CO, Bandung - Joko Widodo mengaku sering diejek orang dengan sebutan ndeso. Kisah ejekan itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para petani se-Jawa Barat yang berkumpul di Lapangan Tegalega, Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 3 Juli 2014.
Para petani itu berkumpul dalam acara yang diadakan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Lapangan Tegalega, Bandung. Ribuan petani datang memadati lapangan dengan panas yang terik.
Kepada para petani, calon presiden dari poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini meminta pihak-pihak yang sering mengejek dia dengan sebutan ndeso agar berhati-hati karena ungkapan itu sama saja mengejek seluruh masyarakat desa. Kata ndeso dalam pengertian umum bahasa Jawa bermakna kurang elok, setara dengan (maaf) kampungan dalam bahasa Indonesia.
“Banyak yang menjelekkan saya. Katanya, wajah saya wajah ndeso,” ujar Jokowi. “Ini artinya menjelekkan orang desa, kan. Hati-hati, itu artinya meremehkan kita semua, kan."
Jokowi mengatakan selama ini dirinya berusaha merendah, tapi hal itu justru membuat orang lain merasa leluasa menginjak-injak harga dirinya dengan beragam ejekan dan fitnah. "Dipikir Pak Jokowi ndak dengar. Saya merendah diinjak-injak, dipikir diam tidak bisa apa-apa."
Menurut Jokowi, ejekan dan fitnah masih akan deras menderanya sampai pemilihan presiden 9 Juli nanti. Untuk itu, ia meminta pendukungnya menyikapi fitnah itu dengan kebaikan. "Ini Ramadan. Dijelekin, ndak apa-apa. Kita balas dengan kebaikan-kebaikan. Tidak usah dijawab emosional," tutur Jokowi.
AW | ANT