TEMPO.CO, Malang - Keluarga Bhayangkara Dua (Bharada) Riski Dwi Wicaksono meminta kepada Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia untuk menangkap pelaku pengeroyokan terhadap Riski dan mengganjar mereka dengan hukuman seberat-beratnya.
Bharada Riski merupakan anggota Detasemen B Satuan III Pelopor Markas Komando Brigade Mobil Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, yang tewas dikeroyok sepuluh orang tak dikenal di sekitar halte Universitas Indonesia, Depok, pada Selasa dinihari, 1 Juli 2014.
Menurut Rianah, 46 tahun, ibu Riski, sebelum meninggal, anaknya berkirim pesan pendek dan sempat menelepon ingin menikmati cuti enam hari sepulang mengikuti Ekspedisi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) Koridor Maluku dan Maluku Utara 2014 dengan pulang ke Pasuruan, melepas kangen bersama keluarga tante dan pamannya, serta abang dan orang tuanya. (Baca: Brimob Bharada Risky di Mata Orang Tua)
"Bilangnya ke saya mau bikin kejutan. Anak saya bilang sudah beli baju untuk abang dan keponakan-keponakannya. Ia juga minta saya dan suami datang, katanya sudah kangen sekali. Tapi tak tahunya...," ujar Rianah sambil terisak dan air mata mengalir di pipinya. "Doakan, ya, anak saya agar ia tenang. Doakan juga semoga Mabes Polri bisa segera menangkap para pelaku dan dihukum seberat-beratnya."
Yudi, ayah Riski, menuturkan anak bungsunya tak pernah mengeluh tentang pekerjaannya. Riski tak pernah cerita soal masalahnya, termasuk kehidupan pribadi. "Anak saya tidak cerita apa-apa, apakah ia punya masalah dengan orang lain atau tidak. Setahu kami, ia anak yang cerdas, penurut, dan supel dalam bergaul," kata Yudi. (Baca: Kenapa Anggota Brimob Rizky Dikeroyok Hingga Tewas)
Baca Juga:
Yudi dan keluarganya hanya bisa menunggu kabar dari Mabes Polri tentang perkembangan penyelidikan kasus kematian Riski.
ABDI PURMONO
Berita Lainnya:
Pembunuh Bharada Rizky Mengaku Anggota Brimob
Brimob Bharada Risky di Mata Orang Tua
20 Menit Terakhir Brimob Rizky Sebelum Dibunuh
Pembunuhan Anggota Brimob, Polisi Periksa 6 Saksi