TEMPO.CO, Lumajang - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menghadiri acara ritual Tawur Labuh Gentuh Pancawalikrama di Pura Mandiri Giri Semeru Agung, Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ahad, 6 Juli 2014. Soekarwo berpesan kepada ratusan umat Hindu peserta ritual untuk ikut menciptakan suasana pemilihan presiden yang aman dan damai.
Kepada umat Hindu yang datang dari Bali dan sejumlah daerah di Jawa Timur itu, Soekarwo minta didoakan agar pemilu presiden 9 Juli mendatang berlangsung aman dan damai. "Nggak perlu ikut-ikutan ngotot. Toh, yang jadi presiden bukan yang ngotot itu," kata Soekarwo.
Menurut Soekarwo, konsep ritual Tawur Labuh Gentuh merupakan konsep menata harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Perilaku itu dipandang sebagai suatu cara membangun kehidupan yang damai. "Ini sumbangan luar biasa dari ajaran Hindu. Inilah sebetulnya nilai luhur yang diwariskan para leluhur," katanya.
Soekarwo juga meminta mereka untuk ikut berdoa agar Indonesia mendapatkan presiden yang tepat. Pilpres, kata dia, merupakan sarana dialog untuk mendapatkan pemimpin yang diidam-idamkan agar bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih sejahtera. "Tapi kalau pilpresnya gontok-gontokan, berarti sudah salah dari niatnya," katanya.
Soekarwo mengimbau agar masyarakat tidak perlu emosi dalam mengikuti pemilihan presiden, karena sikap emosi hanya akan merusak pikiran. "Memilih presiden itu dengan kepala jernih, karena untuk lima tahun ke depan," ujarnya. (Baca: Debat Capres: Jokowi Santai, Prabowo Emosional )
Acara ritual Labuh Gentuh tersebut dihadiri oleh sejumlah kepala daerah di Provinsi Bali, perwakilan Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Pusat serta PHDI Jawa Timur. Wakil Bupati Lumajang As'at Malik juga hadir dalam acara tersebut.
DAVID PRIYASIDHARTA