TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah akan membuat kereta supercepat ala Shinkansen milik Jepang. Tahap awal dibuat untuk rute Jakarta-Bandung. "Dari Stasiun Gedebage (Bandung) ke Gambir (Jakarta)," kata Kepala Badan Perencanaan Daerah Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja di Bandung, Senin, 7 Juli 2014.
Kereta supercepat yang mengadopsi teknologi Shinkansen milik Jepang itu akan melintasi Jakarta-Bandung dengan waktu tempuh 37 menit dan kecepatan rata-rata 300 kilometer per jam. Jarak tempuh rute itu 141 kilometer melewati Bekasi, Cikarang, Karawang, serta Walini sebelum memasuki Kota Bandung.
Deny mengatakan lintasan kereta itu juga harus dibuat lurus. Jika terpaksa membelok, lengkungannya tidak boleh tajam. Jarak antarstasiun yang diperbolehkan antara 25 kilometer sampai 30 kilometer. Lintasannya pun harus rata. "Tanjakannya tak boleh lebih dari 5 persen, " katanya.
Untuk memenuhi syarat itu, sejumlah jembatan dan terowongan akan dibangun untuk kereta supercepat Jakarta-Bandung ini. Deny mencontohkan, jika terowongan yang dibutuhkan, misalnya, ada 16 buah, dengan panjang keseluruhan belasan terowongan, akan mencapai 31 kilometer.
Gerbongnya terdiri dari 12. Kereta itu dirancang untuk mengangkut 925 orang dalam sekali perjalanan. Harga satu rangkaian kereta berikut lintasannya sekitar Rp 2,6 triliun. Sedangkan untuk membangun stasiun dan terminalnya dibutuhkan dana sekitar Rp 9 triliun.
Deny mengatakan pemerintah Jawa Barat diminta untuk menyiapkan kesepakatan daerah yang akan dilewati kereta itu dari Bekasi hingga Kota Bandung, serta rute keretanya.
Sebelumnya Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Dedy S. Priyatna mengatakan Indonesia bersama pemerintah Jepang akan membangun proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung.
Proyek kereta supercepat ini akan diawali dengan studi kelayakan selama dua tahun atas biaya dana hibah pemerintah Jepang sebesar US$ 15 juta. Proyek yang akan menelan biaya Rp 56 triliun ini akan menggunakan skema kerja sama antara pemerintah dan swasta (KPS).
Studi kelayakan proyek ini akan dilakukan oleh konsultan Jepang, yaitu Japan International Consultant for Transportation, Yachiyo Engineering Co Ltd, Oriental Consultant, Mitsubishi Research Institute, dan Nippon Koei Co Ltd.
AHMAD FIKRI