TEMPO.CO, London - Novak Djokovic berhasil memutus puasa gelarnya selama 18 bulan setelah sukses merebut gelar juara turnamen tenis Grand Slam Wimbledon. Petenis Serbia ini mengalahkan Roger Federer dalam pertandingan sengit yang berjalan lima set. Dalam waktu tiga jam 56 menit, Djokovic menaklukkan Federer dengan skor 6-7 (7-9), 6-4, 7-6 (7-4), 5-7, 6-4. (Baca: Dibantu Becker, Djokovic Targetkan Juarai Wimbledon)
Ini merupakan gelar Wimbledon kedua bagi Djokovic dari total tujuh gelar grand slam yang sudah dikoleksinya. Hasil ini juga membawa Djokovic naik peringkat ke peringkat pertama dunia menggeser posisi Rafael Nadal. "Saya masih kesulitan menjelaskan kemenangan ini. Pasalnya, setelah kalah di set keempat, amat sulit bagi saya untuk bangkit," kata Djokovic, Senin, 7 Juli 2014.
Bermain di Center Court All England Lawn Tennis and Croquet Club, Federer mendapat dukungan penuh kala merebut set keempat. Dari pinggir lapangan, para penonton menyoraki petenis Swiss dengan mengelu-elukan namanya.
Namun Djokovic sanggup bangkit dan menekan permainan Federer. "Menang, di Wimbledon adalah target saya. Karena itu, saya senang bisa berada dalam kondisi fit," ujarnya. (Baca: Djokovic: Pergelangan Tangan Saya Tak Sakit Lagi)
Djokovic juga kagum dengan perlawanan yang diperagakan oleh Federer. Ia sempat berpikir bisa mematahkan service Federer saat match point. Namun Djokovic malah kalah di set keempat. Ia pun segera mengatur strategi dan sukses membalikkan keadaan pada set kelima.
Menurut dia, sebagai petenis terbaik, Federer, yang sudah mengemas 17 gelar grand slam, telah memberikan contoh permainan yang menakjubkan. "Terima kasih sudah mengizinkan saya memenangi laga ini," tutur Djokovic.
Sementara itu, Federer tak menyangka pertandingan bisa berlangsung dalam lima set. "Final yang menakjubkan," kata petenis 32 tahun ini. Ia mengatakan laga melawan Djokovic selalu berlangsung ketat. Ia pun legowo menerima kekalahan oleh Djokovic.
BBC | ATP | ADITYA BUDIMAN
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Pengamat Nilai Sikap SBY Berlebihan
Debat, Hatta Keliru Sebut Harga Baru Gas Tangguh
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat