TEMPO.CO, Surabaya - Kepolisian Daerah Jawa Timur menggelar apel pergeseran pasukan yang akan diterjunkan ke daerah-daerah selama pemilihan umum presiden 9 Juli 2014. "Sepertiga kekuatan Polda Jawa Timur kami kerahkan, yaitu 28.120 personel," kata Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Unggung Cahyono seusai upacara pergeseran pasukan di lapangan Polda Jawa Timur, Senin, 7 Juli 2014.
Menurut Unggung, pasukan yang diterjunkan untuk mengamankan pelaksanaan pemungutan suara terdiri atas 2.917 personel. Dari jumlah itu, 417 personel khusus ditugaskan mengamankan wilayah Madura. Mereka dibagi ke empat kabupaten, yaitu Bangkalan 86 personel, Sampang 130 personel, Pamekasan 71 personel, dan Sumenep 130 personel.
Pasukan itu juga dibantu oleh Brimob sebanyak 1.600 personel dan Sabhara 900 personel. "Sebanyak 16 SSK (Satuan Setingkat Kompi) Brimob dan 9 SSK Sabhara itu kami tempatkan di 10 zona. Atensi khusus kami di Tapal Kuda dan Madura," katanya.
Wilayah Tapal Kuda dan Madura mendapatkan perhatian khusus karena, berdasarkan pengalaman saat pemilu legislatif 9 April lalu, kawasan tersebut rawan konflik. Bahkan di Kabupaten Sampang terjadi penghitungan suara ulang. (Baca: Hitung Ulang Suara Pemilu di Sampang Aman)
Temuan lain ialah adanya tempat pemungutan suara fiktif, tindakan segelintir orang menghalang-halangi penghitungan hasil pemilu, dan berbagai modus lain. "Semua potensi konflik tersebut akan kami antisipasi supaya tidak terjadi lagi pada saat pilpres," kata Unggung.
Polisi, kata dia, harus bisa memastikan pemungutan suara berlangsung aman. Untuk itu, Unggung menggeser pasukannya pada H-2 pemilihan presiden ke wilayah tugas masing-masing agar punya persiapan.
Pada H-1, tugas mereka adalah mengenali lingkungan, termasuk kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS); memetakan letak TPS; dan berkomunikasi dengan KPU dan panwaslu setempat, sehingga dalam pengamanan mereka bisa bekerja sama dengan baik. "Bahkan, kalau bisa, saya sudah perintahkan untuk meminta fotokopi formulir C untuk dicocokkan apabila terjadi konflik," katanya. (Baca juga: Kampanye Ilegal, Pro Prabowo Pukul Pengawas Pemilu)
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita Terpopuler:
Pengamat Nilai Sikap SBY Berlebihan
Debat, Hatta Keliru Sebut Harga Baru Gas Tangguh
Sofjan Wanandi: Warga Minoritas Takut Nyoblos
Banyak Silap, Hatta Merasa Sudah Tampil Maksimal
Wisnu Tjandra 'Hilang' atas Kemauan Sendiri
Lurah Susan 'Mengurung Diri' Sampai 9 Juli