TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, menganggarkan dana Rp 1,2 miliar untuk membangun sentra agropolitan sapi perah di Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo. Konsep yang akan diterapkan adalah etalase budi daya sapi perah terpadu yang mencakup kandang budi daya, kandang pemerahan susu, serta ruang pengolahan susu.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Sudjono, menjelaskan sentra agropolitan itu juga nantinya dijadikan obyek wisata edukasi guna mendukung program wisata agropolitan berbasis pertanian dan perkebunan serta wisata alam. Apalagi Poncokusumo dikenal sebagai sentra tanaman apel dan sayur-sayuran.
“Akan ada sepuluh ekor sapi perah. Susunya bisa diolah jadi keju, yoghurt, keripik, dan permen susu. Nantinya ada petugas yang memandu para pengunjung,” kata Sudjono, Selasa, 8 Juli 2014.
Kepala Desa Gubugklalah, Ngadiono, mengatakan agrowisata sapi perah itu dikelola oleh kelompok petani setempat, yakni Citra Pelangi. Pengelolaannya dikoordinasi oleh lembaga desa wisata (Ladesta) Gubugklakah yang dibentuk pada 2013.
Ladesta bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Malang dalam pengelolaan, promosi, dan pengembangan desa wisata. “Sekarang ini pemasukan dari Ladesta ke kas desa rata-rata sebulan Rp 1,5 juta. Itu sudah lumayan karena yang penting penghasilan masyarakat lebih besar lagi,” ujar Ngadiono.
Selain dari hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan, masyarakat Gubugklakah juga mendapat penghasilan dari turis yang menginap. Saat ini sudah ada rumah tinggal (home stay) di Gubugklakah.
Menurut Ngadiono, Ladesta Gubugklakah sudah menggandeng sekitar 30 agen perjalanan untuk mendatangkan turis ke desa yang berada di jalur lintasan menuju Gunung Bromo dan Gunung Semeru itu.
ABDI PURMONO
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Ricuh Pilpres di Hongkong, Ketua Bawaslu Dilempar Pembalut
SBY ke Jokowi-Prabowo: Kalah Tak Usah Ngamuk!
Ganggu Pilpres, Demo Pesawat Tempur Ditiadakan