TEMPO.CO, Kabul - Sedikitnya empat serdadu Organisasi Pertahanan Atlantik Utara, NATO; dua polisi; dan sepuluh warga sipil tewas akibat ledakan bom bunuh diri di sebelah timur Afganistan.
Di antara warga sipil yang menjadi korban ledakan tersebut adalah perempuan dan anak-anak. Menurut polisi dan sumber keamanan, setidaknya 14 orang cedera setelah bom meledak pada Selasa, 8 Juli 2014. "Taliban bertanggung jawab atas insiden tersebut," bunyi pernyataan kelompok bersenjata itu kepada kantor berita Reuters.
Seorang sumber keamanan yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan kepada Al Jazeera, serangan itu sengaja mengambil tempat di sebuah klinik kesehatan di Provinsi Parwan dekat pangkalan udara Bagram.
Saat kejadian, menurut koresponden Al Jazeera, pasukan NATO sedang melakukan penyelidikan terhadap serangan roket yang terjadi di pangkalan tersebut pada Ahad, 6 Juli 2014. Dalam sebuah siaran pers, NATO mengakui bahwa empat pasukannya tewas akibat serangan tersebut.
Serangan mematikan itu berlangsung sehari setelah pihak lawan presiden terpilih Afganistan, Abdullah Abdullah, menolak hasil penghitungan suara pemilihan umum yang berlangsung bulan lalu, Juni 2014. Menurut pesaing Abdullah, hasil pencoblosan tersebut merupakan kudeta melawan rakyat Afganistan.
Koresponden Al Jazeera, Jennifer Glasse, mengatakan kejadian ini berlangsung pada momen sensitif. "Serangan ini sangat mengkhawatirkan khususnya ketika hasil pemilihan presiden sangat diragukan," kata Glasse.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita lainnya:
Indonesia Ternyata Juara Belanja Isi Dapur
Sampaikan Duka,Warga Israel Kunjungi Palestina
24 Toko Ganja Segera Dibuka di Washington