TEMPO.CO, Jakarta - Presenter acara Mamah Deeh dan AA, Abdel Achrian mengaku pernah menjadi pecandu narkoba jenis putauw. Cobaan itu dia terima antara tahun 1994-2000. Pengalamannya mencoba-coba menggunakan putaw setelah lulus kuliah membuatnya berada di posisi yang sangat terpuruk. Saat itu banyak sekali yang kecewa terhadapnya, terutama ibunya. "Gue itu dianggep sebagai anak yang paling baik, malah begitu," katanya kepada Tempo pada Kamis 3 Juli 2014 di Jakarta.
Setelah menjadi candu, Abdel sempat berusaha sembuh. Namun fisik dan rasa sakit di seluruh tubuhnya membuatnya kembali lagi ke dunia kelam. Sehingga tak heran, selama enam tahun itu, ia harus keluar masuk rehabilitasi.
Menurut pria yang mendapat dorongan penuh untuk sembuh dari keluarganya itu, masa-masa menggunakan obat menjadi salah satu pengalaman memalukannya dalam hidup. "Bayangin, selama enam tahun itu, gue kehilangan invetasi temen, tabungan, dan kerjaan yang sudah gue bangun," kata pria yang saat itu merasa sudah cukup stabil karirnya dengan menjadi manajer grup lawak Bagito serta manajer di Taman Ria Senayan.
Putaw, dibanding jenis narkoba lain, menurutnya, membuat seseorang menjadi sangat tergantung. ia sering sekali terus mencoba menagih dan kembali. Namun keinginannya untuk sembuh jauh lebih kuat hingga ia bisa lepas. Namun perjuangannya belum berakhir. Sejak 2000-2003, ia mengaku belum bisa kembali ke masyarakat. "Gue benar-benar mulai dari nol lagi pada 2003," kata pria yang mengaku introvert ini.
Nasihat ibunya sebelum meningal pada tahun 2008 menjadi salah satu pemacu semangatnya untuk terus maju dan meninggalkan obat terlarang itu. Sebelum meninggal, sang ibu berpesan kepada semua anak-anaknya. Namun nasihat paling banyak diberikannya pada Abdel. Menjauhi putaw dan rajin-rajin melakukan ibadah menjadi anjuran utamanya untuk Abdel.
"Dia bilang, 'Del, hidup lo nggak usah punya duit banyak, asal lo nggak mati dalam keadaan putaw aja, Mami udah seneng'. Itu yang bikin gue deg banget," kata Abdel yang masih menyimpan nasihat sang ibu di telepon genggamnya.
Keinginan menggunakan putaw sebenarnya masih dirasakannya sampai sekarang. Ia mengibaratkan dirinya seperti orang yang doyan bakso, namun bakso itu membuatnya alergi. "Misal elu doyan makan bakso, udah lama nggak makan bakso, pasti akan keinget inget enaknya bakso. Tapi kalau lo kangen, lo akan mikir alergi akibat bakso itu. Tinggal kuatan mana, menahan diri atau tetap makan, dengan alergi gatel-gatel yang nanti didapat," katanya.
"Kepengen (pakai lagi) sih ada, karena gue pernah ngerasain enaknya. Tapi rentetan belakang itu jadi pertimbangan sekarang. Semua yang gue bangun akan kembali hancur. Lagipula, tanggung jawab sekarang kan lebih gede, ada anak istri, yang nanti akan terbengkalai. Gue nggak mau begitu lagi," katanya yakin menjauhi masa kelam itu.
MITRA TARIGAN
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Lurah Susan 'Mengurung Diri' Sampai 9 Juli
Prabowo 'Nyerah' di Daerah-daerah Ini
Dihalangi Mencoblos, Ratusan TKI Hongkong Marah