TEMPO.CO, Jakarta - Anggota tim pemenangan Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari, menyayangkan Tentara Nasional Indonesia yang berpatroli menggunakan panser Anoa di Solo untuk pengamanan menjelang pemungutan suara pemilihan presiden. Menurut dia, tindakan tersebut justru membuat masyarakat merasa tidak aman.
"Dampaknya negatif terhadap rakyat. Bukan merasa aman, tapi malah takut," kata Eva saat dihubungi, Selasa, 8 Juli 2014. (Baca di sini: Ganggu Pilpres, Demo Pesawat Tempur Ditiadakan)
Eva juga mensinyalir manuver beberapa pesawat F-16 di langit Jakarta kemarin sore juga sebagai bentuk pengamanan jelang pemilihan presiden. Menurut dia, manuver ala TNI itu malah menjadi teror untuk masyarakat. (Baca juga: Tim Jokowi Minta Babinsa Dibekukan Sementara)
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini meminta Presiden SBY bersikap netral jelang pemilu presiden. Dia meminta Presiden menginstruksikan kepada TNI supaya tak unjuk kekuatan yang membuat masyarakat takut.
Kepala Dinas Penerangan Umum TNI Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan TNI Angkatan Udara akan meniadakan gelar pesawat tempur jika dirasa mengganggu pelaksaan pemilihan presiden pada Rabu, 9 Juli 2014. Menurut Fuad, TNI pada intinya akan mensukseskan gelaran pemilihan presiden. "Enggak mungkin dilaksanakan gelar pesawat saat hari H (pilpres)," kata Fuad saat dihubungi, Senin, 7 Juli 2014.
LINDA TRIANITA | KHAIRUL ANAM
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Kampanye Prabowo Saat Tarawih, Khatib Ini Diprotes
Tanpa Neymar? No Problem!
Prabowo Menang, Indeks Saham Bakal Jeblok