TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo mengaku menerima banyak aduan dari kadernya mengenai kecurangan pemilu presiden hingga hari ini, Selasa, 8 Juli 2014. "Sejumlah daerah muncul laporan-laporan, kami masih terus follow up," kata Tjahjo di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa siang.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Trimedya Pandjaitan menjelaskan laporan yang diterima timnya beragam, mulai dari politik uang, intimidasi dari pemerintah, serta pergerakan dari tentara. "Laporan kami terima dari berbagai daerah di Jawa, Sumatera, Papua, serta Sulawesi," katanya.
Pemilu presiden bakal digelar besok, Rabu 9 April 2014. Sejak 6 Juli, Komisi Pemilihan Umum menetapkan masa tenang alias pelarangan kampanye politik. Namun Trimedya malah menyatakan pada saat itulah banyak pihak yang menggunakan kesempatan bermain curang.
Daerah yang cukup banyak ditemukan kecurangan, kata Trimedya, adalah Jawa Barat. Menurut laporan dari timnya, guru-guru di derah itu sudah menerima surat ajakan untuk memilih calon tertentu dalam pemilu presiden. "Di dalamnya disisipkan uang Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu," ucapnya.
Di Jawa Barat, kadernya menduga ada pergerakan tentara ke desa-desa. Mereka mengkampanyekan calon presidennya ke warga kampung untuk dipilih, "Ada pula pembagian sembako," ujarnya.
Lain lagi di Sulawesi Barat, Trimedya melanjutkan, timnya menduga aparat kelurahan menjadi ujung tombak kampanye di beberapa daerah. Mereka tidak hanya mengajak warga untuk memilih calon tertentu, " Tetapi juga mengintimidasi warga," kata dia.
Trimedya menyatakan sedang mengumpulkan bukti-bukti atas laporan anggotanya itu. Ia berjanji akan membawa masalah ini ke Badan Pengawas Pemilu dan Kepolisian. "Kami sudah menurunkan tim untuk memantau wilayah-wilayah itu."
Menurut Trimedya, ia menyayangkan Kepala Polri Sutarman yang tidak sigap terhadap kecurangan di daerah. Ia berharap Jenderal Sutarman juga banyak muncul di hadapan publik untuk memberi imbauan. "Kapolri jangan melempem karena ini tugasmu, bukan tugas TNI," katanya.
TRI SUHARMAN
Berita lainnya:
Buruh Bantah Dukung Prabowo di Hari Tenang
Bos Lion Air Incar Proyek Kereta Ekspres Bandara
Kereta Super Cepat Bandung-Jakarta Segera Dibangun