TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Jusuf Kalla yang juga mantan Ketua Umum Golkar mengatakan kemenangan pasangan nomor urut dua akan mempengaruhi musyawarah nasional partai berlambang beringin ini. Dia juga tak menutup kemungkinan bila akhirnya nanti Golkar akan bergabung di koalisi partai yang mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Politik itu sangat dinamis dengan kondisi yang ada," kata Kalla ketika ditemui di kediaman Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Rabu, 9 Juli 2014. Kalla membantah akan mendukung salah satu calon ketua umum di musyawarah nasional. (Baca: Menang Hitung Cepat, Kalla Janji Amanah)
Politikus Golkar yang juga peraih suara terbanyak di partai saat pemilihan legislator, Nusron Wahid, mengatakan setelah kemenangan Jokowi-JK memang akan ada konsolidasi di Golkar. Dia mengatakan Golkar tak biasa menjadi partai oposisi sehingga pasti akan merapat ke pihak yang menang. (Baca: Jusuf Kalla Yakin Sejak Awal Menangi Pilpres)
"Saya yakin sekali, orang Golkar tak punya daya tahan," ujar Nusron. Setelah pemilihan presiden, Nusron berharap situasi di Golkar menjadi kondusif sehingga bisa melaksanakan menata kembali Golkar yang sempat terbelah.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani menolak untuk menanggapi isu perpecahan di Golkar. "Itu urusan rumah tangga partai lain, kami tak ingin turut campur," ujar dia. Namun, kata Puan, PDI Perjuangan membuka peluang untuk duduk bersama agar parlemen lebih kondusif. (Baca: Seusai Mencoblos, Jusuf Kalla ke Rumah Megawati)
Sebelumnya, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sudah menandatangani surat pemecatan tiga kader, yakni Nusron Wahid, Agus Gumiwang, dan Poempida Hidayatullah. Ketiga nama itu saat ini masih tercatat sebagai anggota DPR dari Fraksi Golkar. Nusron dan Agus Gumiwang bahkan sudah tercatat kembali terpilih sebagai anggota DPR untuk periode 2014-2019. Ketiganya juga diketahui pendukung pasangan Jokowi-JK.
Berdasarkan peraturan internal Golkar, Nusron sendiri seharusnya otomatis dipromosikan sebagai pimpinan DPR RI karena memperoleh suara terbanyak. Di pemilu legislatif 9 April kemarin, Nusron Wahid memperoleh angka tertinggi di Golkar dengan 243.021 suara.
SUNDARI
Terpopuler
Pro Jokowi, PDIP Kehilangan Kursi Ketua DPR
Riset Nomura Prediksi Jokowi Ungguli Prabowo
Sambil Salam Dua Jari, Tiga Fraksi DPR Walk Out
Kiai Laporkan Dugaan Pemalsuan Dukungan ke Jokowi
Arkeolog Ungkap Grafiti Erotis Tertua di Dunia
Nokia Lumia Bakal Gunakan Android?