TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat Yayat Hidayat optimistis target partisipasi pemilih dalam pemilu presiden kali ini tercapai. "Pemilih sekarang lebih antusias dibanding pileg atau pilpres waktu 2009," kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 9 Juli 2014.
Salah satu indikasinya, kata Yayat, banyaknya pemilih yang mengurus perpindahan domisili untuk memilih dengan meminta formulir A5. "Banyak yang meminta A5, di kampus-kampus, di kampung-kampung, belum lagi di kabupaten/kota," kata Yayat.
Tak hanya itu, penyelenggara pemilu dari berbagai kabupaten/kota banyak yang meminta konsultasi ke KPU Jawa Barat soal pemilih yang pindah domisili. Mereka yang ber-KTP dengan alamat di luar Jawa Barat dan ingin mencoblos di TPS ini diminta mengurus formulir A5, pindah memilih, atau masuk daftar pemilih khusus.
Dalam pemilihan presiden kali ini, KPU Jawa Barat menargetkan angka partisipasi pemilih 80 persen. Pesta demokrasi ini di Jawa Barat relatif berjalan lancar. Belum ada laporan mengenai kasus kecurangan saat pencoblosan hingga penghitungan suara di TPS. "Mudah-mudahan tidak ada," ujar dia.
Menurut dia, jika hendak mengetahui hasil perolehan suara pemilu presiden di Jawa Barat, masyarakat mesti menunggu hasil rekapitulasi di KPU Jawa Barat pada 18-19 Juli nanti. Rekapitulasi akan berlangsung berjenjang mulai besok di PPS selama tiga hari, dilanjutkan di PPK, dan diteruskan di tingkat kabupaten/kota sebelum hasilnya dibawa dalam rapat pleno di KPU Jawa Barat.
Di Kota Bandung, pemilih yang pindah domisili, yang jumlahnya relatif besar, berada di Kecamatan Coblong. Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Coblong, Kota Bandung, Hery Bajuri, mengatakan jumlah mahasiswa yang menggunakan surat pindah, formulir A5, untuk memilih di wilayahnya sekitar 3.000 orang. "Jumlahnya melebihi surat suara cadangan yang tersedia," kata dia.
Mahasiswa yang mengurus formulir A5 di PPK Coblong mencapai 1.850 orang. Sementara itu, yang mengurus kepindahan dengan menunjukkan formulir A5 dari daerah asalnya mencapai 1.350 orang. Mereka berasal dari berbaga perguruan tinggi, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, dan sejumlah perguruan tinggi swasta.
Menurut pantauan Tempo di TPS 41 di kompleks sekolah Yayasan Al Falah, Dago, Kecamatan Coblong, puluhan mahasiswa terus berdatangan untuk mencoblos. Petugas TPS itu menunjukkan daftar mahasiswa yang mencoblos berbekal formulir A5 sudah mencapai 35 orang. "Kalau daftar dari kelurahan pemilih A5 hanya 28 orang," kata petugas di TPS itu.
Hingga TPS ditutup, dan penghitungan dimulai, sejumlah mahasiswa masih berdatangan untuk menggunakan hak pilihnya. Tiga orang di antaranya diperbolehkan mencoblos kendati TPS ditutup, lantaran mereka bolak-balik ke kelurahan setempat guna mengurus formulir pindahannya, atas rekomendasi Panitia Pengawas.
AHMAD FIKRI