TEMPO.CO, Sao Paulo - Sulit untuk tidak menyebut Lionel Messi sebagai faktor pembeda pertandingan semifinal Piala Dunia 2014 antara Belanda dan Argentina di Arena Corinthians, Sao Paulo, dinihari nanti, dibanding partai semifinal lain.
Hal itu bukan saja karena Messi satu-satunya ikon sepak bola global yang masih bertahan setelah Cristiano Ronaldo tersingkir bersama Portugal dan Neymar tak bisa lagi membela Brasil karena dibekap cedera.
Tapi, lebih dari itu, Messi, 27 tahun, diberkahi talenta sepak bola yang tinggi. Pelatih tim Nigeria, Stephen Keshi, yang menghadapi Argentina dalam penyisihan grup, menggambarkan kehebatan gelandang serang atau penyerang kedua tim Tango itu: "Dia bukan dari planet ini, tapi dari Jupiter."
Karena ada Messi, media di Argentina yakin sekaranglah saat terbaik bagi tim Tango untuk menjadi juara dunia lagi setelah 1986. "Ia (Messi) memberi kami air di padang pasir. Ketika kami kekeringan, ia memberi kami kesegaran udara setiap kali memegang bola," kata pelatih Argentina, Alejandro Sabella.
Bek Belanda, Bruno Martins Indi, siap mengantisipasi bintang Barcelona itu. "Kami harus memotong suplai bola kepada Messi."
Banyak media yang mengulas bagaimana Messi dan Arjen Robben, gelandang serang Belanda, akan mendominasi pertandingan dengan kemampuan menggiring bola nan memukau.
Tapi, yang dibutuhkan tim Oranye saat melawan Argentina adalah seorang pemimpin, bukan bintang seperti Robben atau sang kapten, Robin van Persie. Sebelumnya, peran tersebut ada pada gelandang bertahan Nigel de Jong, yang bisa meredam Messi--empat tahun lalu ia "menghajar" Xabi Alonso di babak final. Sayang, De Jong cedera. Jadilah peran itu bakal dilakoni playmaker Wesley Sneijder.
Kepemimpinan Sneijder, 30 tahun, diwujudkan dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah. Lihat bagaimana pemain Galatasaray ini menyelamatkan Oranye, yang ketinggalan 0-1 oleh Meksiko pada 16 besar sampai menit ke-88, dengan tendangan kerasnya dari luar kotak penalti.
Messi membawa harapan bagi Argentina dengan skill individu yang luar biasa. Adapun Sneijder adalah urat nadi Belanda yang berpengalaman dalam babak final Piala Dunia 2010. Ia pun ingin membuat Oranye menjadi kampiun setelah gagal tiga kali di partai final.
GUARDIAN | NEW YORK TIMES | REUTERS | HARI PRASETYO