TEMPO.CO, Sidoarjo - Sebagian besar kaum Syiah yang berada di tempat pengungsian rumah susun sewa daerah Jemundo, Taman Sidoarjo, memilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pemilihan umum 2014.
Ketua Kelompok Panitia Pemungutan Suara Tempat Pemungutan Suara 1 Desa Jemundo, Slamed Ready, mengatakan berdasarkan hasil penghitungan suara yang dilakukan setelah pencoblosan ditutup pada pukul 13.00 WIB, pasangan Jokowi-JK meraih 323 suara sedangkan Prabowo-Hatta hanya 176 suara.
Menurut Slamed, daftar pemilih tetap di TPS 1 sebanyak 612 suara, yang merupakan akumulasi dari DPT RT 1 dan RT 2 beserta warga pengungsi Syiah. Sementara warga yang hadir dan menggunakan suaranya sebanyak 508 dan tidak hadir 104. "Suara sah 499 dan tidak sah 9 suara," kata kata Slamed seusai penghitungan, 9 Juli 2014.
Saat pencoblosan berlangsung, di TPS itu datang seorang warga Syiah bernama Bujadin, 41 tahun. Bujadin mengatakan sosok Jokowi lebih dikenal oleh teman-teman sesama pengungsi dibandingkan Prabowo. "Jokowi itu terkenalnya karena merakyat," kata dia.
Dengan sosok yang seperti itu, kata Bujadin, Jokowi lebih banyak diingat oleh masyarakat. Menurut Bujadin, presiden seperti itulah yang dia harapkan bisa membantu mengangkat nasib orang-orang yang terpinggirkan karena sudah tahu sendiri kondisi di bawah. "Kami di pengungsian hanya melihat Jokowi di televisi," kata dia.
Terhadap Prabowo, Bujadin mengatakan tidak terlalu tahu latar belakang dan prestasinya. Yang dia tahu hanya Prabowo sebagai calon presiden nomor urut satu. "Kami tidak seberapa tahu soal Prabowo," kata Bujadin.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita sebelumnya:
Pro Jokowi, PDIP Kehilangan Kursi Ketua DPR
Sambil Salam Dua Jari, Tiga Fraksi DPR Walk Out
Ahmad Dhani Tidak Mau Jokowi Jadi Presiden