TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengatakan Menteri Perhubungan yang baru tak boleh berdiam diri. "Ia harus bekerja sama dengan Menteri Pekerjaan Umum menjemput bola mengatasi masalah transportasi, jangan menunggu datang masalah," kata Mangindaan di Jakarta, Rabu, 9 Juli 2014.
Menurut dia, Kementerian Perhubungan merupakan bagian dari sistem ekonomi. Jika distribusi terhambat, maka laju ekonomi akan melambat. "Kalau industri ingin membangun ini dan itu, kami harus menyiapkan dulu jalannya, angkutannya," kata Mangindaan. (baca: Bos Lion Air Incar Proyek Kereta Ekspres Bandara)
Mangindaan menyebut selama pemerintahannya, pembangunan bandara baru, pelabuhan, dan jalur kereta api bertambah. Hingga 2015, pemerintah merencanakan pembangunan 24 bandar udara baru. Pada 2013, dia mengklaim, yang sudah beroperasi ada 12 bandara. "Salah satunya Bandara Kufar, di Seram Timur, Maluku. Saya sangat senang bisa membuat warga Kufar dapat mengakses pesawat. Selain itu, ada operasi jalur ganda," ujar Mangindaan.
Kunci pembangunan transportasi, menurut Mangindaan, harus mengutamakan sinergi antar moda. Dengan begitu, tiap daerah akan terhubung satu sama lain.
Tak hanya itu, kata Mangindaan, Menteri Perhubungan juga harus bisa menjaga hubungan kerja sama dengan perusahaan BUMN. "Selama ini saya sangat menjaga hubungan dengan mereka, yaitu PT KAI, Pelindo I-IV, ASDP, Angkasa Pura." (baca: ICW: Hatta Diduga Terlibat Korupsi Kereta Api)
Mangindaan menekankan pula pentingnya subsidi bagi pengguna angkutan umum. "Contohnya PSO kereta api jangan sampai dipotong. Saya sangat tegas supaya tahun berikutnya subsidi kereta api bisa kembali seperti semula, yakni Rp 1,2 triliun," katanya.
PUTRI ADITYOWATI
Berita Terpopuler
Pro Jokowi, PDIP Kehilangan Kursi Ketua DPR
Sambil Salam Dua Jari, Tiga Fraksi DPR Walk Out
Arkeolog Ungkap Grafiti Erotis Tertua di Dunia
Cina Pampang Gambar 'Jamur' di Peta Jepang