TEMPO.CO, Jakarta - Pesta demokrasi pemilihan umum presiden telah digelar 9 Juli 2014. Meski belum ada hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum, masing-masing kubu calon presiden dan wakil presiden, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, telah mendeklarasikan kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat. (Baca: Ahok Punya Segudang Harapan buat Presiden Terpilih)
Sayangnya, tindakan ini justru membuat pasar keuangan tak bakal bergerak ke arah yang lebih positif. Pengamat ekonomi dari Bank Internasional Indonesia, Juniman, mengatakan investor bakal memperpanjang waktu tunggu. "Lagi-lagi pasar diliputi ketidakpastian," kata Juniman saat dihubungi Tempo, Kamis, 10 Juli 2014.
Menurut Juniman, investor cenderung belum akan melakukan apa-apa, baik penanaman modal jangka pendek maupun jangka panjang. Musababnya, mereka masih menunggu kepastian hasil penghitungan resmi dari KPU. "Ada potensi capital inflow, tapi jumlahnya belum besar karena kebanyakan masih menunggu," kata dia.
Juniman tak menghitung secara khusus berapa besar potensi capital inflow yang akan masuk ke pasar uang dalam negeri. Namun, menurut dia, masih rendahnya penanaman modal dari investor lebih karena mereka enggan mengambil risiko lagi.
Kubu Prabowo-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 9 Juli 2014 kemarin telah mendeklarasikan kemenangan atas penghitungan cepat suara. Mengutip hasil hitung cepat Saiful Mujani Research & Consulting, Jokowi mengaku unggul dengan raihan 52,76 persen suara berbanding 47,24 persen untuk pesaingnya. Demikian pula hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyebutkan dia unggul dengan raihan 53,3 persen, berbanding 46,7 persen untuk Prabowo.
Dari sisi lain, Prabowo mengklaim hasil pantauan kubunya terhadap hasil hitung cepat lembaga survei yang mereka jadikan acuan. Kubunya menjadikan hasil hitung cepat Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Jaringan Suara Indonesia, dan Lembaga Survei Nasional sebagai pedoman. Hitung cepat Puskaptis menunjukkan Prabowo unggul 52,05 persen, berbanding dengan Jokowi yang mendapat 47,95 persen suara. (Baca: Ini Pesan Chatib Basri Untuk Pemerintah Baru)
AYU PRIMA SANDI
Berita Lainnya:
7 Kebijakan Jika Ahok Jadi Gubernur
Ahok Bakal Copot 5 Pejabat DKI
Ahmad Dhani Tidak Mau Jokowi Jadi Presiden