TEMPO.CO, Tokyo - Harga minyak mengalami penurunan tajam hingga US$ 103 per barel pada Rabu, 9 Juli 2014 waktu setempat menyusul peningkatan suplai dari Libya. Selain itu, investor cenderung menunggu rilis angka stok bahan bakar Amerika Serikat yang menjadi indikator kunci dari permintaan.
Di New York Merchantile Exchange (NYMEX), harga patokan West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus diperdagangkan sebesar US$ 101,87 per barel atau turun sekitar 0,42 persen setelah menanjak ke US$102,1 per barel. Untuk minyak mentah Brent turut mengalami penurunan hingga 66 persen ke level US$108,28 per barel.
Penurunan harga di pasar ini terjadi setelah ada laporan bahwa produksi minyak di Libya mendapatkan pasokan tambahan. Pasokan tersebut berasal dari pengiriman dua terminal minyak mentah dari dekat Libya sehingga menekan harga.
"El Sharara, ladang minyak terbesar kedua di bagian barat Libya, kini sudah berproduksi kembali," kata analis di Comerzbank di Frankfurt. Operasi ini diprediksi bisa meningkatkan volume produksi minyak Libya hingga lebih dari 800 ribu barel per hari. Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan pekan lalu stok minyak akan mengalami penurunan hingga 3 juta barel.
ASSOCIATED PRESS | INVESTING.COM | AYU PRIMA SANDI
Berita terkait :
Tak Ada Bilik Suara, Pria Ini Nyoblos di Dalam Sarung
Bertemu SBY, Prabowo Klaim Dapat Mandat dari Rakyat
Obama Beri Selamat kepada Indonesia