Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dubes Palestina: Solusi Dua Negara yang Terbaik  

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi di kedubes Palestina, Jakarta (7/7). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi di kedubes Palestina, Jakarta (7/7). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nasib perundingan damai Israel-Palestina kian tidak menentu setelah eskalasi kekerasan meningkat menyusul tewasnya tiga remaja Israel yang diikuti tewasnya remaja Palestina, pekan lalu. Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, mengatakan warga Palestina masih menunggu perundingan damai dan solusi agar kedua negara, yaitu Israel dan Palestina, hidup berdampingan sebagai negara merdeka.

Tapi Mehdawi mengingatkan, jika aksi kekerasan tidak mereda, bukan tidak mungkin rakyat Palestina menjadi marah dan situasinya semakin tak terkendali. Berikut ini petikan wawancara wartawan Tempo Natalia Santi, Rosalina, Atmi Pertiwi, dan fotografer Wisnu Agung Prasetya dengan Mehdawi di kantornya di Jakarta, Senin lalu.

Bagaimana prospek perundingan damai Israel-Palestina di tengah aksi kekerasan yang terus berlanjut di sana?

Proses perdamaian kembali menghadapi dilema. Kami ingin meneruskan perundingan, tapi di sisi lain Israel terus membangun permukiman. Kami berusaha menyuntikkan harapan, tapi tidak ada niat nyata dari pihak Israel. Kami katakan kepada mereka, kami tidak bisa hanya kembali duduk berbicara, kecuali tahu persis apa yang akan dibahas. Tapi Israel terus membangun permukiman. Ini membuat frustrasi.

Apakah kegagalan perundingan ini juga akibat adanya pemerintahan bersatu Palestina?

Anda tahu, sudah lama Presiden Mahmud Abbas ingin membentuk pemerintahan baru berdasarkan pemilihan. Kami tahu tidak akan mendapatkan pemerintahan tanpa pemilihan yang diikuti semua pihak. Kendalanya, secara geografis, kami masih terjepit antara Gaza dan Tepi Barat. Tapi perkembangan di kawasan membantu persatuan kami. Pemerintahan baru di Mesir membawa dampak positif, membawa Hamas kembali pada kami. Rakyat Palestina bisa mengkonsolidasi kepentingan nasional.

Jadi, kini kami punya pemerintahan yang punya dua mandat saja. Pertama, mempersiapkan pemilu mungkin pada Januari dan Februari nanti. Kedua, pemerintahan sekarang juga harus memperbaiki Gaza. Banyak dana yang dijanjikan untuk merekonstruksi Gaza belum dapat digunakan karena situasi sekarang ini.

Israel seharusnya gembira karena dulu mereka mengaku bingung harus bernegosiasi dengan siapa. Kami berhasil meyakinkan Amerika Serikat dan Uni Eropa, semua orang. Tapi itu biasa, ketika Israel tidak menemukan alasan, mereka mencari-cari sesuatu yang memprovokasi.

Apakah yang sebenarnya terjadi dengan hilangnya tiga remaja Israel itu, yang kemudian menjadi alasan Israel menyerang Gaza?

Tepi Barat terbagi menjadi tiga wilayah, A, B, dan C. A adalah wilayah yang kendali atas seluruh keamanan dan administrasinya dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Palestina. Di wilayah B, kami hanya memiliki kekuasaan administratif. Dan di wilayah C, kami tidak punya kendali apa pun. Wilayahnya berupa kampung, dataran tinggi, banyak lahan pertanian, berbukit-bukit.

Di sinilah peristiwa (penculikan tiga remaja Israel) itu terjadi. Kami tidak tahu siapa yang melakukannya. Mereka (Israel) mengklaim Hamas, tapi tidak ada bukti. Lagi pula, untuk apa kami lakukan itu? Dalam pencarian, tentara Israel membombardir Gaza, 15 warga Palestina tewas dan 500 orang ditangkap selama dua minggu terakhir. Sebagian besar anak-anak. Salah satunya, Abu Khder, ditangkap di rumahnya, dipukuli, dan kita tahu apa yang terjadi selanjutnya: mulutnya disumpal obor dan dibakar hidup-hidup.

Di permukiman tersebut, di seluruh Tepi Barat, pemukim Israel bertumpang-tindih dengan warga Palestina. Jumlahnya tidak sedikit: 500 ribu. Dan Anda harus tahu, sebagian besar pemukim adalah tentara Israel, yang menyimpan senjatanya di rumah.

Pemukim itu seperti gerombolan, dan keberadaan mereka di Tepi Barat membuat warga kami panik. Presiden Abbas minta perlindungan dari Sekjen PBB Ban Ki-moon. Ini situasi yang rapuh. Kami mengharapkan keterlibatan internasional.

Bukankah Israel sudah membentuk komite independen untuk menyelidiki insiden itu?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak yang menyaksikan peristiwa itu. Tapi kami tahu, Israel tidak akan mengadili siapa pun. Di masa lalu, ratusan warga Palestina ditembak mati Israel. Tidak ada yang diadili.

Setelah Israel menemukan jenazah ketiga remaja, pekan lalu, apakah ke-500 Palestina yang ditangkap dilepaskan?

Tidak ada. Tidak ada tuduhan yang jelas. Dan mereka tidak dibebaskan. Bahkan mereka yang sudah dibebaskan sebagai kesepakatan dalam perundingan damai dijebloskan lagi ke penjara. Mereka juga punya hukum yang lebih keras. Jika satu anggota keluarga Palestina diduga melakukan kesalahan, mereka akan mengebom rumahnya. Mereka menghancurkan semua terowongan. Mereka menghukum seluruh desa. Bahkan apartheid juga tidak seperti ini.

Di Jumat pertama Ramadan, semua yang berusia di bawah 50 tahun dilarang ke Masjid Al-Aqsa. Padahal, sebagai umat muslim yang sedang beribadah, semua orang, berapa pun usianya, ingin melakukan salat Jumat di Masji Al-Aqsa. Tindakan-tindakan seperti ini memprovokasi warga Palestina dan membawa konsekuensi yang serius.

Kami memperingatkan, ini akan membawa pada situasi yang sulit. Israel harus mematuhi hukum internasional dan seruan internasional. Bukan karena orang sibuk di Irak dan Suriah, lalu masalah Palestina menjadi tidak penting.

Orang-orang harus hati-hati, konflik Palestina tidak dibatasi negara. Warga Palestina masih menunggu hasil perundingan damai, adanya solus dua negara. Tapi kalau orang-orang kami mulai khawatir akan teror dan intimidasi, dan tidak percaya lagi pada perundingan damai, reaksi kami bisa di luar kendali. Sejauh ini, Presiden Abbas dan pemimpin kami berusaha keras mengendalikan situasi. (ketika wawancara dilakukan, belum terjadi pertempuran Hamas-Israel)

Apakah masih ada harapan perundingan damai dengan Israel dilanjutkan?

Kami semua khawatir. Kami hidup di situasi ini dan kami tahu pembangunan permukiman menghancurkan semua kemungkinan digelarnya perundingan damai. Apa saja bisa terjadi. Soal keinginan politik, untungnya, masih ada Amerika Serikat dan politik internasional, yang masih membujuk Israel. Tapi kalau situasi ini masih terus berlangsung, akan jadi apa? Konfrontasi lagi? Saya kira tidak. Kami Palestina sudah belajar banyak di masa lalu.

Satu negara dengan kehidupan demokratis, apakah kita sebut Palestina atau apa saja. Solusi dua negara adalah yang terbaik bagi kami. Sayangnya, pada prakteknya, ini bukan pilihan. Pemerintah di Israel saat ini tidak mendukung kami dan tidak ada cukup tekanan dari Amerika Serikat.

Apa yang bisa dilakukan Indonesia bagi perjuangan Palestina?

Apa saja. Apa saja yang dikatakan Indonesia diperhatikan (oleh dunia internasional). Karena Anda berbicara dalam konstituen yang besar. Ketika Indonesia menyatakan sesuatu, itu bukan hanya bicara bagi Indonesia sendiri, tapi juga mewakili muslim di seluruh dunia.

Ketika ada kasus kartun di Denmark, ketika ada gagasan penghapusan sebutan “wilayah okupasi Yerusalem” menjadi Yerusalem saja, Indonesia salah satu yang punya moral politik untuk berseru, tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi gerakan Non-Blok yang beranggotakan 66 negara. Indonesia harus menunjukkan kepemimpinannya.

Dalam soal Masjid Al-Aqsa, banyak warga Indonesia yang datang ke sana menyatakan “Al-Quds Haqquna”, warga Indonesia percaya Yerusalem dekat dengan mereka. Di sini Indonesia bisa berkontribusi. Lebih dari itu, kami perlu pembangunan kapasitas, pelatihan. Yang paling penting, menurut saya, pariwisata. Kami berharap tahun ini akan ada 100 ribu warga Indonesia berkunjung ke Palestina.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

22 November 2023

Lee Young Ae. (Dok. Soompi)
Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

Donasi dari Lee Young Ae akan diberikan untuk mendukung perawatan medis bagi anak-anak di zona konflik jalur Gaza


Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

3 November 2023

Selena Gomez. Foto: Instagram/@selenagomez
Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

Selena Gomez menghapus akun Instagram-nya, setelah dikritik karena komentarnya mengenai konflik Gaza


Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

31 Oktober 2023

Personil darurat bekerja di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 27 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem
Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

Meskipun layanan telekomunikasi telah pulih di Gaza, seruan untuk bantuan internet Starlink milik Elon Musk terus berlanjut.


Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

16 Oktober 2023

Warga Palestina meninggalkan rumah mereka menuju bagian selatan Jalur Gaza setelah seruan Israel agar lebih dari 1 juta warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam, di tengah konflik Israel-Palestina di Kota Gaza 13 Oktober 2023. REUTERS/Ahmed Zakot
Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara merupakan salah satu bangunan yang hancur dengan kerusakan paling parah pada stasiun oksigen.


Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

16 Oktober 2023

Gadis Palestina Fulla Al-Laham, terluka dalam serangan Israel yang menewaskan 14 anggota keluarga, termasuk orang tuanya dan semua saudara kandungnya, terbaring di tempat tidur di sebuah rumah sakit di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 14 Oktober. REUTERS/Mohammed Salem
Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

Bagaimana keadaan masyarakat dalam konflik Hamas vs Israel di Jalur Gaza? Korban jiwa dari sipil terus bertambah.


Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

13 Oktober 2023

Seorang pria membawa jenazah bayi kembar Palestina, Ossayd dan Mohammad Abu Hmaid, yang tewas bersama ibu dan tiga saudara perempuan mereka dalam serangan Israel, saat pemakaman mereka di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 8 Oktober 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

Blokade total yang dilakukan oleh Israel semakin membuat puluhan ribu warga Jalur Gaza sengsara


Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

13 Oktober 2023

Warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel berlari keluar rumah mereka, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 11 Oktober 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

Dalam menjalani hidupnya sehari-hari, sebagian warga Jalur Gaza juga sebenarnya bergantung pada Israel.


Terjepit di Jalur Gaza

11 Oktober 2023

Terjepit di Jalur Gaza

Jutaan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, kini terjebak di tengah pertempuran antara antara militer Israel dan kelompok Hamas.


Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

3 Agustus 2018

Pria Palestina menerbangkan balon bernitrogen dengan bahan yang mudah terbakar ke arah militer Israel, di perbatasan Israel-Gaza di Jalur Gaza tengah, Senin, 4 Juni 2018.  REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, mengeluarkan perintah pelarangan pasokan minyak dan gas masuk ke Jalur Gaza melalui Kerem Shalom.


Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

18 Juli 2018

Petugas keamanan Otoritas Palestina berjaga di gerbang perbatasan Kerem Shalom, jalur utama pintu masuk logistik ke Gaza yang terletak di kota Rafah, 9 Juli 2018.[Times of Israel]
Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

Akibat pengepungan Israel, 80 persen pabrik di Jalur Gaza Palestina tutup atau setidaknya semaput.