TEMPO.CO, Bangkok - Sejumlah media berita dan media sosial masih diawasi ketat oleh junta militer di Thailand hingga hari ini. Baru-baru ini, seorang editor dari majalah Fah Diew Khan bernama Thanapol Eawsakul ditangkap oleh junta setelah menulis kritik terkait dengan wewenang militer lewat akun Facebook-nya pada 4 Juli lalu.
"Pejabat militer memerintahkan saya untuk tidak menulis kritik apa pun tentang junta," tulis Eawsakul seperti dilaporkan Time, Rabu, 9 Juli 2014. Setelah menuliskan itu, ia langusng ditangkap prajurit yang berpakaian seperti warga sipil keesokan harinya.
"Menangkap editor untuk sebuah kritik di Facebook menunjukkan bahwa junta ingin warga diam. Militer tidak bisa menahan semua kritik, tidak juga meminta mereka untuk 'tidak ada'," kata Brad Adams, direktur dari Pengawasan Hak Asasi Manusia di Asia.
Ini adalah kedua kalinya bagi Eawsakul ditahan setelah junta merebut kekuasaan pemerintah sejak akhir Mei lalu. Dia diancam menerima "penahanan administratif" setidaknya untuk tujuh hari.
Junta dilaporkan menangguhkan akses ke Facebook di Thailand sejak 28 Mei lalu, tapi mereka membantah. Namun, juru bicara perusahaan telekomunikasi Norwegia Telenor, yang menjalankan jaringan komunikasi terbesar kedua di Thailand, mengaku bahwa perusahaan melakukan pemblokiran setelah mendapat perintah dari Komisi Telekomunikasi dan Penyiaran Nasional di Thailand.
RINDU P. HESTYA | TIMES
Berita Lain:
Serangan ISIS Mendekati Mekah
PBB: Konflik Israel-Palestina Semakin Memburuk
Seteru 12 Tahun, Dua Bintang Film India Berdamai