TEMPO.CO, Bandung - Pemilihan umum presiden 2014 mungkin harus diulang di beberapa daerah di Jawa Barat. Di Kabupaten Indramayu sudah dipastikan ada pencoblosan ulang karena ditemukan kecurangan. Adapun kasus di Kabupaten Cianjur masih diusut. (Baca: Jokowi Menang di Coblosan Ulang TPS Kulon Progo)
Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum Jawa Barat, Wasikin Marzuki, mengatakan beberapa tempat pemungutan suara direkomendasikan sebagai lokasi pemilu ulangan. "Di Indramayu, Kecamatan Krangkeng, ada pemilih yang mencoblos lebih dari satu kali," kata Wasikin kepada Tempo, Kamis, 10 Juli 2014. (Baca: Relawan Jokowi Tangkap Dua Pelaku Politik Uang)
Sedangkan di Kabupaten Cianjur beberapa TPS dilaporkan melayani pemilih dari luar daerah tanpa meminta surat pindah atau formulir A5. "Malam ini kita masih mendalami laporannya bersama KPU Cianjur, KPPS, dan pengawas pemilu," kata Wasikin.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Indramayu Syamsul Bahri Siregar mengatakan pihaknya sudah membuat surat rekomendasi agar KPU Indramayu menggelar pemilihan ulang di TPS 10 Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng. "Kami juga minta KPU menonaktifkan ketua panitia pemungutan suara (KPPS) di TPS tersebut," ujarnya. Surat rekomendasi Panwaslu itu dilayangkan ke KPU Indramayu pada Kamis, 10 Juli 2014, pukul 14.00.
Menurut Syamsul, temuan kasus itu berawal dari laporan saksi pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Saksi menolak seorang warga yang hendak mencoblos untuk kedua kalinya di TPS tersebut. "Antara pukul 11.00 dan 12.00, pemilu di TPS itu dihentikan, dan surat suara batal dihitung," katanya.
Si pemilih mencoblos dua kali untuk mewakili anaknya yang berhalangan. Panwaslu kemudian menanyakan alasan ketua panitia pemungutan suara (KPPS) itu membolehkan tindakan tersebut. "Katanya dia tidak tahu itu dilarang," ujar Syamsul. Walau untuk sementara ini diketahui hanya seorang pemilih yang bermasalah, Panwaslu tetap merekomendasikan pemilihan ulang di TPS itu karena hasil pencoblosan bisa mempengaruhi jumlah suara secara keseluruhan.
Curiga atas kejadian itu, Panwaslu Indramayu kini juga mengembangkan pengusutan terhadap kemungkinan kejadian serupa terjadi di TPS yang sama atau di tempat lain. Kasus pencoblosan ganda ini, kata Syamsul, tergolong temuan baru di Indramayu. "Pada pemilihan legislatif lalu, masalahnya surat suara yang tertukar di 60 TPS," ujarnya.
Dibandingkan dengan saat pemilihan legislatif lalu, kata Syamsul, tingkat partisipasi warga Indramayu pada pemilihan presiden ini menurun. Dari hasil penghitungan suara di 1.276 TPS dari total 2.769 TPS yang masuk hari ini, persentase pemilih sudah terlihat. "Sekarang ini terlihat pemilih hanya 59 persen," ujarnya.
ANWAR SISWADI
Berita terpopuler:
Jokowi Menang, Indeks Bisa Tembus 5.200
Serangan ISIS Mendekati Mekah
Hidayat: Presiden Baru Harus Naikkan Harga BBM