TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Eastpring Investment Riki Frindos mengatakan, walaupun hasil pasti pemilihan presiden belum bisa diketahui, pelaku pasar sudah cukup lega. Musababnya, proses pemilihan presiden berlangsung semarak dan lancar.
Menurut Riki, setelah mendapatkan kepastian bahwa pemilu berlangsung aman, pasar baru akan mempetimbangkan sosok yang terpilih. Walaupun kedua kubu saling mendeklarasikan kemenangan, sebenarnya pasar sudah tahu bahwa presiden mana yang nantinya akan memimpin. "Pasar tentunya mengikuti perkembangan hitung cepat, dan tampaknya mereka masing-masing sudah memiliki keyakinan siapa yang menang," ujarnya saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Kamis, 10 Juli 2014.
Penguatan pasar modal, tutur Riki, sebenarnya sudah terjadi sejak pekan lalu sebelum pemilu. Hal ini antara lain terlihat dengan menguatnya indeks harga saham gabungan dan rupiah. Walaupun begitu, penguatan pasar modal ini, menurut dia, bisa jadi hanya bersifat temporer.
Direktur Eastpring Investments Demetrius Ari Pitojo juga mengatakan hal yang sama. Pasar saat ini menantikan kebijakan baru tentang penggunaan subsidi bahan bakar minyak. "Bukan masalah harganya dinaikkan atau tidak, tapi yang penting harus pasti," ujarnya. Hal itu, tutur dia, perlu dilakukan agar pengusaha bisa mengantisipasi langkah selanjutnya. Apalagi kondisi perekonomian global selalu dinamis, jadi pelaku pasar butuh kepastian.
Demetrius memperkirakan kondisi pasar seusai pemilu akan lebih stabil, dengan catatan di luar negeri tak ada gejolak besar. Dia beranggapan bahwa sebenarnya pemilu bukan faktor utama yang menentukan pasar. Sebab, ekonomi luar negeri selama ini juga menjadi perhatian penting para pelaku.
Indeks harga saham gabungan pada perdagangan, Kamis, 10 Juli 2014, menguat 53,37 poin atau 1,06 persen ke level 5.078,08. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sehari seusai pemilu berada pada level 11.549.
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler :
Jokowi Menang, Indeks Bisa Tembus 5.200
Hidayat: Investor Cemas Hasil Pemilu Beda Tipis
Hidayat: Presiden Baru Harus Naikkan Harga BBM