TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum Komisi Pemilihan Umum resmi mengumumkan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memenangi pemilihan presiden pada 22 Juli 2014, pelaku pasar masih dalam status siaga I. Artinya, pasar hanya digerakkan oleh aksi yang memanfaatkan momen aksi ambil untung. "Buy on correction," kata Head of Research KSK Financial Group David Cornelis, melalui pesan elektronik, Kamis, 10 Juli 2014. (Baca:Presiden Belum Pasti, Pasar Sudah Lega)
Menurut dia, ada faktor risiko sistematis pasar dalam delapan hari bursa menuju pengumuman tersebut. Tren indeks harga saham gabungan terkonfirmasi naik bila melewati level 5.200. Sebaliknya, jika menembus angka bulat 5.000, tren IHSG akan berbalik arah menjadi turun. (Baca:Indeks Saham Menghijau Ikuti Euforia Jokowi)
Potensi koreksi, kata David, diharapkan relatif tidak akan jauh melebihi level psikologis 5.000. "Momentum IHSG masih kuat untuk melanjutkan kenaikannya, setidaknya hingga 5.225 dalam waktu dekat," katanya. (baca:Sambut Pilpres, Modal Masuk Capai Rp 1,8 Triliun)
Pantauan bursa saham sehari pasca-pemilihan presiden menunjukkan pergerakan reli IHSG tercatat selalu positif. Menurut David, kondisi ini adalah hasil dari euforia kemenangan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. (Baca:Pro-Prabowo, Saham MNC dan Viva Group Rontok )
Pekan ini, IHSG diprediksi masuk ke zona jenuh beli. "Ini memicu potensi aksi jual untuk merealisasikan keuntungan jangka pendek dengan target koreksi ke kisaran 4.989-5.051," kata David.
TRI ARTINING PUTRI
TERPOPULER
Pro-Prabowo, Saham MNC dan Viva Group Rontok
Dukungan Habib Lutfi Tak Dongkrak Suara Prabowo
Serangan Israel ke Palestina, Dunia Terbelah