TEMPO.CO, Beirut -Dua roket ditembakkan ke bagian utara Israel dari kawasan Libanon pada Jumat, 11 Juli 2014. Atas serangan itu, tentara Israel balas menembakkan artileri. Namun belum diketahui jelas siapa yang berada di balik serangan terhadap Israel itu.
Libanon selatan merupakan basis kubu Hizbullah, sebuah kelompok muslim Syiah yang memerangi Isreal tujuh tahun lalu, dan kini bergerak dalam perang sipil Suriah yang mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad. Namun, selain Hizbullah, ada juga kelompok-kelompok pejuang Palestina di wilayah yang sama.
Kantor berita Libanon, NNA melaporkan serangan roket diarahkan ke "wilayah pendudukan" pada pukul 06.30 waktu setempat dari daerah Hasbaya di Libanon.
Pada Desember lalu, roket juga diluncurkan dari Libanon dan menghantam Israek bagian utara, menimbulkan adanya provokasi di lintasan perbatasan yang mulai mereda sejak perang 2006. Pada Agustus lalu, Brigade Abdullah Azzam, sebuah organisasi yang terkait dengan al-Qaeda mengklaim telah melancarkan serangan roket dari Libanon.
Juru bicara militer Israel mengatakan, sebuah roket diluncurkan dari arah Libanon atau Suriah dan menghantam tepi utara Israel dan berakhir di daerah terbuka dekat kawasan pertanian yang berbatasan dengan Libanon. "Militer membalasnya dengan tembakan artileri," kata juru bicara militer Israel Brigadir Jenderal Motti Almoz, seperti dilansir Asiaone, Jumat, 11 Juli 2014.
Total ada lima roket yang ditembakkan dari arah selatan Libanon. Dua menghantam wilayah Israel, satu roket jatuh di wilayah Libanon, dan dua lainnya berhasil ditangkis.
Almoz mengatakan, roket tersebut jatuh di dekat Kfar Yuval dan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan. Saat ini militer Israel tengah menyelidiki lebih lanjut asal roket tersebut.
Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza di Palestina. Serangan itu kemudian dibalas oleh pejuang Palestina, Hamas, dengan meluncurkan roket ke arah Israel. Namun, diyakini roket dari Hamas tidak mampu menjangkau kawasan Kfar Yuval di Israel.
Atas serangan Israel ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama empat hari, setidaknya 100 warga Palestina tewas. Kebanyakan korban tewas adalah warga sipil.
ASIAONE | ROSALINA