TEMPO.CO, Jakarta - Keunggulan sementara pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla, dalam hitung cepat mayoritas lembaga survei telah mendongkrak tinggi indeks harga saham gabungan (IHSG). Maraknya transaksi pembelian yang terjadi di bursa saham mendorong IHSG menguat 73 poin (1,5 persen) ke level 5.098 pada penutupan perdagangan.
Sejak awal, IHSG sudah dibuka naik 84,90 poin (1,68 persen) pada level 5.109,62. IHSG bahkan sempat menyentuh posisi tertinggi pada kisaran level 5.165,42. Langkah penguatan tersebut disinyalir disebabkan oleh tingginya nilai transaksi perdagangan dan aksi beli investor asing. Hingga penutupan perdagangan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 15,623 triliun, sementara pembelian bersih investor asing tercatat Rp 4,213 triliun. (Baca: Chatib: Modal Masuk Sampai Rp 650 Miliar Per Hari)
Kepala Riset Panin Sekuritas Purwoko menuturkan IHSG memang merespons positif kemenangan sementara yang diraih pasangan Jokowi-JK. Hasil hitung cepat banyak lembaga survei yang menyimpulkan pasangan Jokowi-JK mampu mengungguli pasangan Prabowo-Hatta membuat mayoritas pelaku pasar kembali bergairah mengakumulasi pembelian saham di lantai bursa. “Euforia Jokowi kembali mendorong IHSG naik signifikan,” ujarnya.
Namun maraknya aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan pelaku pasar domestik membuat arah penguatan IHSG mengendur. Menjelang penutupan, penguatan IHSG perlahan-lahan bergerak meninggalkan level 5.100. “Sebagian mulai mengambil profit taking, indeks kembali bergerak ke bawah level 5.100,” kata Purwoko. (Baca: Waspadai Pelemahan Rupiah Setelah Pilpres)
Saham-saham berbasis konstruksi, perbankan, dan semen kembali menjadi penopang penguatan IHSG. Saham Jasa Marga terapresiasi 200 poin (3,3 persen) menjadi Rp 6.325 per lembar saham, saham Mandiri melonjak 325 poin (3,2 persen) menjadi Rp 10.475 per lembar saham, dan Indocement naik 500 poin (2,0 persen) ke level Rp 25.500 per lembar saham. (Baca: Sehari Menjelang Pilpres, IHSG Bakal Menguat )
MEGEL
Terpopuler :
Jokowi Menang, Indeks Bisa Tembus 5.200
Hidayat: Investor Cemas Hasil Pemilu Beda Tipis
Hidayat: Presiden Baru Harus Naikkan Harga BBM