TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla diprediksi menjadi pemenang pemilu presiden 2014. Pasangan ini mengalahkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei. Namun, koalisi pendukung Jokowi-JK jauh lebih sedikit ketimbang pasangan Prabowo-Hatta. (Baca: Ini Strategi KPU Amankan Penghitungan Suara)
"Koalisi Jokowi-JK tak cukup kuat," kata Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar Indra Jaya Piliang dalam acara Poros Muda Indonesia di Jakarta, Kamis, 10 Juli 2014. Menurut dia, konstelasi politik sudah berubah usai disahkannya UU tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. (Baca: Integritas 4 Lembaga Survei Pro-Prabowo Diragukan)
Pasangan Jokowi-JK diusung oleh empat partai politik peraih kursi parlemen, yaitu PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Hanura. Jumlah kursi gabungan partai ini lebih kecil dibanding pengusung Prabowo-Hatta, yaitu Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Persatuan Pembangunan.
Indra mengatakan Jokowi membutuhkan dukungan dari partai yang bagus dalam melakukan lobi politik. Dia memahami pernyataan ini bakal dianggap pragmatis oleh sebagian pihak. Namun dia menegaskan, sejak awal sejumlah kader memang mendukung Jokowi-JK. "Kami di sini sejak awal," kata dia.
Dia mengatakan Golkar sudah menerbitkan dokumen visi Negara Kesejahteraan 2045. Menurut dia, visi ini hanya bisa dijalankan jika Golkar bergabung dengan kekuasaan. Menurut Indra, kader Golkar dididik untuk berkarya dan mengabdi di pemerintahan. "Kami tentu butuh otoritas," kata Indra.
WAYAN AGUS PURNOMO
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Pro-Prabowo, Saham MNC dan Viva Group Rontok
7 Kebijakan Jika Ahok Jadi Gubernur
Serangan ISIS Mendekati Mekah