TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Survei Publik Indonesia (Persepi) Nico Harjanto mengatakan organisasinya tak bisa menjamin keamanan lembaga riset yang menerima ancaman akibat publikasi hasil quick count mereka. Menurut Nico, sejauh ini organisasinya sebatas mengimbau lembaga-lembaga survei untuk waspada.
"Persepi tak menyediakan asistensi kelembagaan," kata Nico saat dihubungi Tempo, Jumat, 11 Juli 2014.
Menurut Nico, hingga saat ini Persepi belum ada rencana untuk kembali mengumpulkan lembaga-lembaga survei untuk berkoordinasi terkait dengan isu ancaman. Hal ini, kata Nico, disebabkan Persepi baru saja mengadakan pertemuan kemarin terkait dengan hasil quick count.
"Namun, jika ada masalah ancaman yang dialami oleh anggota organisasi kami, Persepi akan mengadakan pertemuan kembali minggu depan," kata Nico.
Sebelumnya Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Kompol Aswin mengatakan pihaknya akan mengamankan seluruh kantor lembaga survei yang berlokasi di Jakarta Selatan. Sebab, pada Jumat dinihari tadi, 11 Juli 2014, terjadi pelemparan bom molotov di kantor lembaga survei Jaringan Suara Indonesia di Warung Jati, Kalibata, Jakarta Selatan.
"Ada empat kantor lembaga survei di wilayah selatan, kami akan amankan semua," ujar Aswin saat dihubungi Tempo, Jumat, 11 Juli 2014.
Selain Jaringan Suara Indonesia, kantor lembaga survei di wilayah Jakarta Selatan lainnya adalah Populi Center yang berlokasi di Grogol Utara, Kebayoran Lama; Puslitbang Diklat LPPI Radio Republik Indonesia di Jalan Radio Dalam Raya; Pol Tracking Indonesia di Jalan Pangrango Nomor 3A, Setiabudi; dan Cyrus Nusantara di Jalan Pejaten Raya Nomor 4, Pasar Minggu. Setiap kantor lembaga survei itu, tutur Aswin, dijaga sedikitnya dua polisi.
YOLANDA RYAN ARMINDYA
Terpopuler:
Serangan Israel ke Palestina, Dunia Terbelah
Jet Israel Bombardir Jalur Gaza, 72 Orang Tewas
Dubes Palestina: Solusi Dua Negara yang Terbaik