TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad khawatir kinerja lembaganya bakal terganggu jika komisioner Busyro Muqoddas digantikan orang lain. Menurut Abraham, saat Busyro mengakhiri jabatannya, KPK tak perlu mencari pengganti. (Baca juga: KPK Tuding DPR Tak Dukung Pemberantasan Korupsi)
"Kami khawatir ritme dan volume pekerjaan terganggu," kata Abraham di kantornya, Jumat malam, 11 Juli 2014. (Baca di sini, Busyro: Politik Seperti Perjudian)
Busyro bakal mendahului empat komisioner lain dalam mengakhiri masa jabatan, yaitu pada 10 Desember 2014. Busyro, yang juga mantan Ketua Komisi Yudisial, masuk KPK menggantikan ketua periode sebelumnya, Antasari Azhar, yang menjadi terpidana kasus pembunuhan Nazruddin Zulkarnaen, Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran. Sedangkan jabatan empat komisioner yang lain akan berakhir pada 14 Desember 2014.
"Kami tak ingin ada pengganti. Sebab, akan susah membangun lagi chemistry. Kami berlima saja perlu setahun untuk membangun chemistry. Ini kalau ada orang baru masuk bisa susah dan menghambat," kata Abraham. "Kepala Kepolisian seorang saja bisa menyelesaikan masalah, apalagi kami berempat."
Pengambilan keputusan di KPK dilakukan secara kolektif kolegial. Abraham yakin tak bakal ada masalah meskipun lembaganya hanya diisi empat komisioner. Dia juga menuturkan KPK tak pernah mengambil keputusan dengan pemungutan suara. "Voting itu kurang bagus. Kami selalu musyawarah meskipun kerap berlangsung dengan keras," kata Abraham.
Keinginan KPK ihwal empat komisioner itu sudah disampaikan ke Presiden dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tapi, "Belum direspons," kata Abraham.
MUHAMAD RIZKI
Terpopuler
Politikus Golkar Ini Cari Dukungan Gulingkan Ical
Lulung Ngotot Ahok Tetap Wakil Gubernur
Obama Telepon Netanyahu Beri Dukungan ke Israel
Rapat dengan PBB, Israel-Palestina Saling Tuduh
Istri Muda Wali Kota Palembang Sambangi KPK
Prabowo dan Megawati Penentu Calon Wagub DKI
Libanon Serang Israel dengan Roket