TEMPO.CO, Bandung - Calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo, mengaku senang jika Partai Golkar kelak beralih mendukung dirinya dan Jusuf Kalla. Saat ini kubu partai berlambang pohon beringin masih mendukung capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang bernaung dalam poros Merah Putih, yang dipimpin Partai Gerakan Indonesia Raya.
"Ya, bagus-bagus saja (kalau Golkar bergabung ke Jokowi-JK), kan, bisa kerja bareng," kata Jokowi kepada wartawan di kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Barat di Bandung, Sabtu, 12 Juli 2014.
Isu hengkangnya partai Golkar dari kubu Prabowo-Hatta semakin kencang seiring dengan kabar kemenangan Jokowi-JK sesuai penghitungan cepat suara. Politikus Golkar yang juga peraih suara terbanyak di partai saat pemilihan legislator, Nusron Wahid, mengatakan setelah kemenangan Jokowi-JK memang akan ada konsolidasi di Golkar. Dia mengatakan Golkar tak biasa menjadi partai oposisi, sehingga pasti akan merapat ke pihak yang menang.
Meski begitu, Joko Widodo tetap tak akan menjanjikan apa pun kepada Golkar jika benar partai kuning itu bergabung. Mantan Wali Kota Surakarta tersebut meyakinkan bahwa poros yang dibangun PDIP tak akan membagi-bagikan kekuasaan kepada partai pendukung koalisi. "Kami sudah sampaikan, semuanya tanpa syarat," Jokowi menegaskan.
Sebelumnya, berdasar hasil hitung cepat Cyrus Network bekerja sama dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS), pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla menang. Berdasarkan hitung cepat di 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) di 77 daerah dan 33 provinsi seluruh Indonesia, pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-JK memperoleh suara 45,17 persen mengalahkan Prabowo-Hatta dengan perolehan 42,15 persen.
INDRA WIJAYA