TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti menilai Kurikulum 2013 belum siap diterapkan pada tahun ajaran baru nanti. Soalnya, buku pelajaran yang akan digunakan oleh siswa belum juga sampai ke sekolah.
"Bukunya saja belum ada, mau belajar pakai apa," katanya saat dihubungi, Ahad, 13 Juli 2014. Padahal, tahun ajaran 2014/2015 akan dimulai pada Senin, 14 Juli 2014.
Retno yang juga menjabat sebagai kepala SMA 76 Jakarta itu mengatakan atas perintah Kementerian Pendidikan, semua sekolah sudah memesan buku tersebut sejak Mei lalu. Mereka mengordernya lewat koordinasi suku dinas pendidikan per kota melalui sistem online.
Suku dinas lalu menindaklanjutinya ke dinas pendidikan tingkat provinisi. "Baru kemudian dilaporkan berapa kebutuhannya ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujarnya.
Namun hingga kini, pihak sekolah belum mendapat penjelasan tentang buku tersebut. Mereka pun tak jadi membayar buku itu dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) triwulan kedua 2014. "Penggunaan BOS terakhir 30 Juni, dan harus sudah dilaporkan 15 Juli," ujarnya.
Tak hanya di Jakarta, menurut Retno, masalah buku itu juga terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Dari pantauan FSGI, buku Kurikulum 2013 belum diterima di daerah Purbalingga, Bekasi, Depok, Bogor, Indramayu, Garut, Tasikmalaya, Bima, Mataram, Medan, Batam, dan Sumenep.
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Ahmad Jazidie sebelumnya mengatakan buku SMA dan SMK baru dicetak 70 persen. Dari jumlah itu, sekitar 40-50 persen buku sudah dikirim.
Adapun Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Hamid Muhammad mengatakan 34 persen dari 244.902.511 oplah buku kurikulum 2013 sudah dikirim ke SD dan SMP. Data ini tercatat hingga 7 Juli 2014.
NUR ALFIYAH