TEMPO.CO , Jakarta:Komisi Pemilihan Umum membeberkan sejumlah potensi kecurangan yang mungkin terjadi dalam pemilu presiden dan wakil presiden di luar negeri. Menurut Anggota Komisi Pemilihan Umum Hadar Nafis Gumay, ada sejumlah cara untuk mengakali perolehan suara.
Pertama, jika pengiriman suara dilakukan melalui pos, mungkin saja ada pihak-pihak yang mencegat di jalur tersebut. Pihak-pihak itu dapat saja mencoblos sendiri surat suara. "Namun hal tersebut sulit, karena harus mengisi formulir C6 yang ada di dalam amplop dengan identitas sendiri," kata Hadar, di kantornya, Sabtu 12 Juli 2014. (BACA : KPK Ingatkan Pemilu Presiden Rawan Kecurangan)
Oknum tersebut harus mengisi banyak formulir C6 dan harus sesuai dengan identitas asli si pemilih. Sementara, kata Hadar, pihak Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) memiliki data lengkap siapa saja pemilih yang mencoblos lewat pos. "Jika datanya berbeda, maka kami anggap tidak sah," kata Hadar. (baca : Bawaslu: Masyarakat Boleh Awasi Rekapitulasi Suara)
Untuk mencegah hal tersebut, Hadar mengatakan pengawas pemilu menempatkan orang untuk mengawasi kantor pos atau perusahaan ekspedisi tempat paket tersebut dikirimkan. (baca : KPU Jangan Main-main, KPK Tidak Tidur)
Kemungkinan kedua adalah adanya 'main mata' petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara dengan salah satu kubu. Caranya adalah dengan mencoblos sendiri surat suara yang tak terpakai. "Jika ketahuan melakukan hal itu, berarti ia telah merusak nama baiknya sendiri dan keluarga. Ancamannya adalah pidana," kata dia.
Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mensinyalir adanya kecurangan dalam penghitungan suara pemilihan presiden di Malaysia. Dia menduga kecurangan tersebut terjadi saat pengiriman surat suara dari Malaysia ke Indonesia melalui pos.
Dari hasil penghitungan di Tempat Pemungutan Suara (TPS), pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul dengan 4.816 suara dibandingkan Prabowo-Hatta yang memperoleh 4.099 suara. Namun dalam pengiriman melalui pos, pasangan Prabowo-Hatta memeperoleh 39.671 dan Joko Widodo-Jusuf Kalla 3.709.
TIKA PRIMANDARI | LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler
Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot di AS
Yoga tanpa Baju di Tengah Jalan, Wanita Ini Dibui
KPK: DPR Tak Mendukung Pemberantasan Korupsi
Main Sinetron Lagi, Deddy Mizwar Dinilai Tak Etis