TEMPO.CO, Bogor - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor Haryanto Surbakti akhirnya menjelaskan duduk perkara perbedaan perolehan suara dengan pindaian formulir C1 di Tempat Pemungutan Suara 12 Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Seharusnya hasil penghitungan suara calon presiden nomor urut satu, Prabowo-Hatta, sebanyak 112, sedangkan perolehan kandidat nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla, 292. Namun, dalam form C1 yang termuat di laman KPU tercatat perolehan suara Jokowi-JK hanya 192, alias gembos 100 suara. (Baca:Pengguna Twitter Unggah Kecurangan Dalam Pilpres)
"Jumlah pemilih dalam form benar, 414 suara. Ini diduga kuat karena human error, atau kesalahan pencatatan dan penjumlahan," kata Haryanto saat dihubungi Tempo, Sabtu, 12 Juli 2014.
Menurut Haryanto, kesalahan penjumlahan dalam pencatatan hasil penghitungan yang tertera dalam form C1 di TPS 12 Desa Kotabatu itu dapat diperbaiki dalam sidang pleno di tingkat PPS atau tingkat desa. "Kesalahan pencatatan ini dapat dilakukan di tingkat PPS, dan bisa diperkuat lagi dengan dibuka kotak suara untuk dihitung ulang " katanya. (Baca:Begini Cara Mencurangi Hasil Pemilu di Luar Negeri)
Tapi, menurut dia, jika kesalahan yang mengakibatkan hilangnya 100 suara tersebut tidak dapat diselesaikan di tingkat PPS, penyelesaian dibawa ke tingkat PPK atau kecamatan. "Jika tidak dapat diselesaikan di PPS, maka akan dilakukan di rapat pleno PPK," kata Haryanto.
Haryanto yalom kehilangan suara dari calon pasangan presiden dan wakil presiden nomor urut dua tersebut murni karena kesalahan pencatatan. "Mungkin anggota dan ketua KPPS-nya ngantuk dan kurang istirahat karena malamnya nonton pertandingan bola Piala Dunia," kilahnya. (Baca:Terjadi Kecurangan, 6 Provinsi Pemilu Ulang)
KPU Kabupaten Bogor berjanji, setelah adanya laporan tersebut, pihaknya akan langsung turun ke PPS Kotabatu untuk memperbaiki semuanya. "Kami akan langsung ke PPS untuk mengecek kembali, apakah sudah diperbaiki atau belum," katanya.
M. SIDIK PERMANA
Terpopuler:
KPK: DPR Tak Mendukung Pemberantasan Korupsi
Main Sinetron Lagi, Deddy Mizwar Dinilai Tak Etis
Ternyata Mencium Bau Kentut Ada Manfaatnya
Begini Cara Ahok Berantas Premanisme