TEMPO.CO, Semarang - Calon presiden yang disebut unggul versi hitung0 cepat beberapa lembaga survei, Joko Widodo, membuka peluang kepada partai yang tidak ikut mendukungnya dalam pemilu 9 Juli lalu bisa ikut berkoalisi dalam pemerintahannya mendatang. "Semua yang ingin ikut membangun negara ini, saya kira, kenapa tidak," kata Jokowi di Panti Marhen, kantor Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Tengah di Semarang, Ahad malam, 13 Juli 2014.
Pernyataan Jokowi tersebut menanggapi wacana adanya partai yang tadinya mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bakal hengkang ke kubu Jokowi-Jusuf Kalla. Karena Prabowo-Hatta diprediksi kalah, partai tersebut ingin merapat ke kubu Jokowi-Kalla.
Dalam pemilu 9 Juli lalu, Jokowi-Kalla diusung PDIP, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, Partai Hati Nurani Rakyat, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Sedangkan Prabowo-Hatta didukung Koalisi Merah Putih: Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Amanat Nasional, Partai Golongan Karya, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Bulan Bintang. Demokrat yang awalnya bersikap netral belakangan juga ikut merapat ke kubu Prabowo-Hatta. (Baca: Prabowo Klaim Raih 52 Persen Suara)
Salah satu partai yang dikabarkan sudah siap-siap hengkang dari kubu Prabowo-Hatta adalah Golkar. Politikus Golkar yang juga peraih suara terbanyak di partai saat pemilihan legislator, Nusron Wahid, mengatakan, setelah kemenangan Jokowi-JK, partainya memang akan mengadakan konsolidasi. Dia menuturkan Golkar tak biasa menjadi partai oposisi sehingga pasti akan merapat ke pihak yang menang. (Baca: Golkar Akan Tinggalkan Prabowo?)
Jokowi berharap semua partai ikut mensukseskan pemerintahan mendatang. Namun Jokowi memberi syarat bahwa partai tersebut benar-benar mau bersama-sama ikut membangun bangsa dan menyejahterakan rakyat Indonesia. "Siapa pun yang ingin ikut bersama-sama membangun negara, membangun bangsa, dan menyejahterakan rakyat, saya kira enggak ada masalah," ujar Jokowi.
Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini juga menuturkan ingin bertemu dengan Prabowo. Namun keinginan itu belum bisa terwujud. "(Saya) perlu ketemu, tapi belum."
ROFIUDDIN
Juara Dunia, Jerman Tegaskan Siklus 24 Tahun
Cerita 4 Sekolah Tumbuhkan Budaya 'Hijau'
Hari Pertama Sekolah, Jakarta Macet Sejak Subuh