TEMPO.CO, Bandung - Relawan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jawa Barat menemukan indikasi kecurangan pemilihan presiden. Indikasi terbanyak yakni dugaan penggelembungan suara dan manipulasi angka. "Contohnya kesalahan jumlah suara dan perbedaan angka, seperti dari 300-an ditulis menjadi 800-an," kata Gustaff Harriman Iskandar, anggota relawan Hejo di Bandung kepada Tempo, Selasa, 15 Juli 2014.
Menurut dia, salah satu contoh indikasi adanya dugaan penggelembungan suara di sejumlah tempat pemungutan suara terdapat di wilayah Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Sumber data pengecekan berasal dari hasil pemindaian formulir C1 di situs Komisi Pemilihan Umum.
Dari hasil tabulasi suara pemilihan yang disertai pemeriksaan rekapitulasi suara dan verifikasi dokumen, dicurigai ada 1.000 lebih suara yang digelembungkan. "Dicek berdasarkan jumlah daftar pemilih tetapnya, ada selisih 1.000 suara lebih, ini temuan baru hari ini," ujarnya.
Gustaff mengatakan mereka belum bisa memastikan apakah kesalahan itu disengaja atau tidak oleh petugas TPS. Paling banyak temuannya di situs KPU berupa formulir C1 kosong tanpa tanda tangan saksi. Dia ragu apakah data yang dipampang KPU valid atau tidak sebagai dokumen resmi.
Relawan pendukung Jokowi di Bandung mulai mengawal hasil rekapitulasi pemilu presiden secara berjenjang dari TPS, kelurahan, hingga kecamatan. Sekitar 100 orang lebih relawan, umumnya mahasiswa dan warga, sehari setelah pencoblosan sampai sekarang berkumpul di kantor Sekretariat Partai Nasional Demokrat Jalan Cipaganti, Bandung, untuk membuat tabulasi suara.
"Setiap hari ada orang, 24 jam. Ada uang lelah Rp 500 per lembar data entry, kebanyakan pro bono (gratis)," katanya. Dana kerja itu berasal dari donatur dan dana khusus untuk pemenangan Jokowi-JK.
Saat ini seluruh data tentang indikasi kecurangan yang ditemukan relawan di Bandung itu masih disimpan dan diperiksa ulang. Anggota Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Bandung, Joko Pramono, mengatakan sampai hari ini belum ada pihak yang melaporkan indikasi kecurangan dlam pemilihan presiden. "Coba yang menemukan itu, kita bertemu, bagaimana laporannya," katanya.
Anggota Badan Pengawas Pemilu Jawa Barat, M. Wasikin Marzuki, juga mengatakan sampai hari ini belum ada laporan kecurangan seperti dugaan penggelembungan suara dan manipulasi data.
ANWAR SISWADI