TEMPO.CO, Kairo – Serangan yang terus berkecamuk di Jalur Gaza membuat Mesir akhirnya turun tangan. Negara tetangga Palestina dan Israel ini mengusulkan gencatan senjata yang diikuti oleh pembicaraan kedua belah pihak. Mesir mengajukan agar pembicaraan dilakukan di Kairo.
Menurut kantor berita Mesir MENA yang kemudian dikutip Reuters hari ini, usulan yang mulai berlaku pada Selasa, 15 Juli 2014, pukul 02.00 waktu setempat itu menyerukan kedua pihak untuk melakukan gencatan senjata dalam waktu 12 jam dan diikuti dengan negosiasi di Kairo dalam waktu 48 jam. (Baca: Roket Nyasar di Mesir, Delapan Tewas)
Tak hanya itu, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir kepada televisi pemerintah menyarankan agar Mesir juga mencari dukungan dari Liga Arab atas usulan ini.
Meski demikian, sejauh ini permintaan internasional untuk gencatan senjata hanya dianggap angin lalu. Tidak ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak akan menurunkan tingkat serangan. (Baca: Iran Ajak OKI Cari Solusi untuk Palestina)
Mesir merupakan negara yang pernah berkonflik panjang dengan Israel. Presiden Mesir ketiga, Anwar Sadat, bertaruh nyawa untuk mendamaikan kedua negara bertetangga itu. Kedua negara kemudian sepakat mengakhiri konflik selama 30 tahun dengan menandatangani perjanjian damai di Camp David pada September 1978.
Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter menjadi saksi saat Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin menandatangani perjanjian damai. Sadat dan Begin kemudian dianugerahi Nobel Perdamaian setahun setelah perjanjian itu ditandatangani.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Israel Serang Masjid, Sekolah, dan Rumah Sakit
Palestina Minta Perlindungan Internasional
Paus Fransiskus: 1 dari 50 Pastor Pedofil