Macet dan Jalan Rusak Hadang Pemudik Jalur Sumatera

Editor

Zed abidien

Jalur Lintas Barat Sumatera. antarabengkulu.com
Jalur Lintas Barat Sumatera. antarabengkulu.com

TEMPO.CO, Bandar Lampung - Kerusakan jalan dan proyek perbaikan jalan yang belum selesai akan menghadap para pemudik yang hendak ke Pulau Sumatera. Kendaraan yang baru keluar dari Pelabuhan Bakauheni harus memperlambat lajunya karena sangat berbahaya jika memacu kendaraan dengan kencang.

"Kami harus berhati-hati. Jika tidak, bisa terpelanting kibat terdapat banyak lubang dan jalanan bergelombang," kata Hari Rusmandi, sopir travel jurusan Bakauheni-Bandar Lampung, Selasa, 15 Juli 2014.

Ruas jalan lintas yang menghubungkan Pelabuhan Bakauheni-Bandar Lampung sepanjang 90 kilometer itu memang selalu diwarnai kemacetan. Penyebabnya, jalan rusak, perbaikan jalan, dan kecelakaan tunggal mengakibatkan truk terguling karena terperosok ke lubang jalan yang cukup dalam. Perjalanan di ruas jalan yang selalu dipadati truk ekspedisi, bus penumpang, dan mobil pribadi itu harus ditempuh hingga dua jam.

Di Desa Hatta atau Kilometer 78 memang tengah ada perbaikan jalan berupa pengecoran dengan semen. Sedangkan di 2 kilometer dari proyek itu, satu sisi jalan nyaris longsor akibat tergerus air hujan dan lubang jalan yang cukup dalam. Sopir truk harus berhati-hati melintasi jalan itu jika tidak ingin kendaraannya terguling atau as roda patah.

Kerusakan jalan juga di temui di Desa Tarahan, Ketibung, Lampung Selatan, atau sekitar 50 kilometer dari tempat itu. Di titik itu, aspal jalan mengelupas dan menyisakan debu yang terus berterbangan karena terhempas kendaraan yang melintas. Jarak pandang menjadi terbatas. Semua kendaraan dipaksa harus memperlambat laju kendaraan. Jika membandel, kendaraan bisa bertabrakan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan.

Secara keseluruhan, ruas jalan lintas Bakauheni-Bandar Lampung memang memprihatinkan. Aspal jalan yang bergelombang menjadi akibat dari tak kuasanya jalan menahan beban kendaraan dengan muatan melebihi kapasitas. Bekas tapak ban truk fuso dan tronton menyisakan jalur-jalur yang cukup dalam seperti parit di badan jalan.

Jalan Lintas Sumatera ruas Bakauheni-Bandar Lampung kemudian terhubung ke ruas Bandar Lampung-Terbanggi Besar. Ruas Bandar Lampung-Terbanggi di Kabupaten Lampung tengah sepanjang 95 kilometer. Kemacetan juga kerap mewarnai ruas jalan ini. Selain kerusakan jalan, kondisi jalan yang sempit dan keberadaan pasar tradisional di Bandar Jaya menjadi pemicunya.

"Repotnya, untuk melintasi jalan yang rusak dan macet seperti itu, kami harus membayar pungutan liar kepada preman. Jumlahnya lumayan banyak," tutur Ahmad Lubis, sopir bus lintas Sumatera saat ditemui Tempo di rest area Rumah Makan Simpang Raya, Lampung Selatan.

NUROCHMAN ARRAZIE



Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS

Berita terpopuler lainnya:
Ahok Tetapkan Syarat Ini Waktu Sumbang Zakat
Berapa Keuntungan Adidas dari Piala Dunia 2014?
BI: Jangan Kaget dengan Uang NKRI