TEMPO.CO, Banyuwangi - Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Banyuwangi kembali melayangkan surat panggilan kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa, 15 Juli 2014.(Baca: Bupati Banyuwangi Mangkir dari Panggilan Panwaslu)
Menurut Ketua Panwaslu Banyuwangi Rory Desrino Purnama, Bupati Azwar berhalangan hadir dalam pemanggilan pertama. Dia diwakili Asisten Sosial, Ekonomi, dan Kesejahteraan Rakyat Ahmad Wiyono serta Kepala Badan Kesatuan Bangsa Iskandar Azis. "Bupati sedang umrah hinggga Senin depan," kata Rory kepada Tempo, Selasa, 15 Juli 2014.
Bupati Azwar sejatinya dipanggil untuk dimintai klarifikasi oleh Panwaslu Banyuwangi pada Senin, 14 Juli 2014. Pemanggilan tersebut terkait dengan laporan pengurus Partai Gerindra, Mas Soeroso, pada Kamis, 10 Juli 2014. Soeroso melaporkan dugaan pembagian buku saku berjudul 9 Alasan Memilih Jokowi saat acara buka bersama Bupati Azwar dengan warga Nahdlatul Ulama di pendopo kabupaten pada 4 Juli lalu.
Selain ada kegiatan bagi-bagi buku Jokowi, menurut pihak yang melaporkan, salah satu kiai menyenandungkan salawat badar yang dipelesetkan menjadi ajakan untuk memilih Jokowi. Pelapor menyertakan buku Jokowi dan rekaman ajakan memilih Jokowi itu sebagai barang bukti kepada Panwaslu. (Baca: Kubu Jokowi di Banyuwangi Diduga Bagikan Sarung)
Rory mengatakan Ahmad dan Iskandar datang ke kantor Panwaslu Banyuwangi sekitar pukul 14.00. Permintaan klarifikasi berlangsung 45 menit. Seusai pemeriksaan tersebut, kata dia, Panwaslu akan menggelar rapat pleno untuk menentukan ada-tidaknya dugaan pemakaian fasilitas negara untuk kampanye Jokowi-Jusuf Kalla, pasangan calon presiden nomor urut dua. "Hasilnya besok kami publikasikan," kata Rory.
Adapun, saat dimintai dikonfirmasi oleh Tempo, Ahmad membantah tudingan bahwa ada pembagian buku Jokowi di pendopo kabupaten. Menurut Wiyono, Bupati Banyuwangi tidak mungkin memanfaatkan pendopo sebagai tempat kampanye Jokowi-Jusuf Kalla. "Laporan itu hanya kerjaan orang-orang yang cari-cari kesalahan," katanya.
IKA NINGTYAS
Terpopuler:
Deddy Mizwar Diberi Dua Pilihan jika Main Sinetron
BI: Jangan Kaget dengan Uang NKRI
Hasil Pemilu Menurun, Ical Didesak Gelar Munas