TEMPO.CO, Depok - Kepolisian Sektor Bojong Gede menangkap komplotan pencuri mobil yang kerap beraksi di Jakarta, Depok, Bogor, dan Tangerang. Empat tersangka dibekuk di dua tempat berbeda di Bogor. "Penangkapan ini setelah Tim Buser menyamar sebagai pembeli mobil," kata Kepala Kepolisian Bojong Gede Ganet Sukoco, Rabu, 16 Juli 2014.
Menurut Ganet, empat tersangka yang ditangkap itu adalah Edi Salijo, 46 tahun, Masdani (32), Syahron (27), dan Dedi (36). Menurut Ganet, Edi dan kawan-kawannya adalah residivis. Mereka baru keluar dari penjara sekitar satu bulan lalu.
Polisi awalnya mendapat informasi tentang seseorang yang menjual mobil Toyota Avanza hanya seharga Rp 17 juta. Harga itu dinilai sangat murah. Polsek Bojong Gede kemudian membentuk tim untuk melakukan penyamaran. "Anggota pura-pura berminat untuk membeli," ujar Ganet.
Pelaku yang pertama ditangkap adalah Edi. Dia adalah orang yang menawarkan mobil curian itu. Polisi kemudian datang ke rumah Edi di Permata Kemang. Setelah menangkap Edi, polisi menyita bukti mobil Avanza, bor listrik, dan obeng.
Dari keterangan tersangka, Tim Buser mengejar pelaku lain di Tajur Halang. Akhirnya, Masdana, Syahron, dan Dedi ditangkap saat sedang tertidur.
Menurut Ganet, mobil yang disita merupakan hasil curian di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pemilik kendaraan masih dalam penyelidikan karena STNK mobil tersebut sudah diubah oleh Edi.
Dalam aksinya, setiap anggota kelompok Cirebon dan Indramayu ini memiliki peran berbeda. Masdani bertugas sebagai pengebor rumah kunci kontak dan pemutus aliran listrik agar alarm mobil tidak bunyi. "Dedi dan Syahron bertugas mengawasi lokasi, dan Edi sebagai penadah," tuturnya.
Ganet mengatakan para pelaku akan diancam Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Pencurian dengan hukuman maksimal 5 tahun penjara. Meski begitu, Polsek Bojong Gede akan menyerahkan kasus ini ke Polsek Metro Kebayoran lama dan Polres Metro Jakarta. "Mengingat perkara ini berada di wilayah hukum Polsek Metro Kebayoran Lama dan Polres Metro Jakarta, maka perkara ini akan dilimpahkan kepada mereka," katanya.
Masdani yang merupakan otak kejahatan ini mengaku terpaksa kembali mencuri karena desakan ekonomi. Setelah keluar dari penjara, Masdani mengaku sempat jadi sopir taksi selama beberapa minggu. Selain itu, pengaruh persahabatan juga sangat kuat. "Saya ditelepon Edi. Saya tergiur dan akhirnya mencuri lagi," ujarnya.
ILHAM TIRTA
Berita lain:
Saking Miskinnya, Nenek Ginem Makan Bangkai
Relawan Jokowi-JK Temukan Penggelembungan Suara
Pertama dalam Sejarah, 2 Menteri Diperiksa KPK
Ical Dianggap Gagal Total di Golkar