TEMPO.CO, Jakarta - Penyerapan pasar perkantoran pada semester pertama 2014 melambat karena tidak adanya suplai perkantoran baru. Namun, memasuki semester kedua, pasokan bakalan akan melonjak sebesar 182 ribu meter persegi.
"Kondisi suplai nol persen seperti pada semester pertama 2014 ini tidak pernah terjadi sebelumnya," kata David Cheadle, managing director konsultan properti Cushman & Wakefield, pada Rabu sore, 16 Juli 2014. (baca:Bisnis Properti Bakal Cerah dengan Catatan...)
Cheadle mengatakan sebagian besar suplai perkantoran sewa pada 2014 akan selesai pada kuartal ketiga dan keempat nanti. Bahkan pada 2015, pasokan baru akan mendekati 600 ribu meter persegi. "Perubahan besar akan terjadi dalam setahun ke depan. Akan ada lebih banyak tekanan pada harga sewa dan penyerapan seiring meledaknya suplai," tutur dia. (baca: Harga Sewa Rumah Ekspatriat Meroket)
Arief Rahardjo, head of research and advisory di perusahaan konsultan ini, menyebut penyerapan perkantoran pada 2014 ini akan mencapai 100.000 meter persegi. "Tingkat hunian hingga akhir Juni masih berada pada angka 94,4 persen," ia menerangkan.
Suplai perkantoran baru pada semester akhir 2014 ini berada di lima titik. Grand Rubina I di Kuningan dan MSIG Tower di Sudirman akan selesai di kuartal tiga. Sementara itu, Satrio Square di Mas Mansyur, Lippo Kuningan, dan The Convergence Indonesia di Kuningan akan selesai dibangun pada kuartal terakhir 2014. Pada 2015, ada sembilan gedung perkantoran lagi yang akan selesai dibangun di berbagai kawasan niaga terpadu di Jakarta. (baca: Pemilu Bakal Gairahkan Bisnis Hotel)
Sampai akhir Juni 2014, harga rata-rata sewa perkantoran grade A meningkat sebesar 3,3 persen selama kuartal kedua menjadi Rp 321.640 per meter persegi per bulan.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA