TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi menilai bahwa peristiwa jatuhnya pesawat penumpang Malaysia Airlines di Ukraina pada Kamis, 17 Juli 2014 bukan menjadi urusan dari KNKT. "Jika benar apa yang disampaikan oleh media bahwa penyebab jatuhnya pesawat gara-gara penembakan, maka bukan menjadi tanggung jawab dari KNKT. KNKT akan melakukan kerja jika terjadi bencana," kata Tatang kepada Tempo, Jumat, 18 Juli 2014.
Tatang mengatakan menurut aturan internasional seharusnya pesawat sipil tidak dapat ditembak kendati dalam keadaan perang. "Dunia internasional perlu serius melihat persoalan ini. Kalau benar terjadi, maka teror seperti ini akan terjadi setiap kali ada konflik," ujarnya. (Baca:Kotak Hitam MH17 Dibawa ke Moskow)
Sebelumnya, pejabat Malaysia Airlines Huib Gorter mengatakan terdapat 154 penumpang berkebangsaan Belanda dalam pesawat yang mengarungi rute Amsterdam-Kuala Lumpur ini. Penumpang lainnya mencakup 27 warga negara Australia, 23 Malaysia, sebelas Indonesia, enam warga Inggris, empat orang Jerman, empat orang Belgia, tiga warga Filipina, dan seorang warga Kanada.
Penembakan Malaysia Airlines, menurut Tatang, membutuhkan perhatian pemerintah Indonesia untuk dapat berkomunikasi dengan pemerintah Rusia terkait informasi pesawat. "Pemerintah harus memberikan perhatian serius terkait persoalan penembakan pesawat Malaysia Airlines tersebut. Kalau perlu dunia internasional juga," ujarnya.
AMOS SIMANUNGKALIT
Baca juga:
Daftar 12 WNI Korban Jatuhnya MH17 di Ukraina
Malaysia Airlines Tertembak Misil Dekat Rusia
Malaysia Airlines Jatuh Diduga Karena Ditembak
Dengar MH17 Jatuh, PM Najib Razak Terkejut