TEMPO.CO, Perak - Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan. Sepertinya itulah terjadi pada pilot pesawat MH17, Wan Amran Wan Hussin, yang pesawatnya jatuh di timur Ukraina pada Kamis sore, 17 Juli 2014. Nyawanya terenggut dalam kecelakaan itu sebelum Hussin bisa mewujudkan rencananya untuk pergi haji tahun ini.
Amaluddin Noorshah, keponakan Hussin, bercerita kepada Bernama, Jumat, 18 Juli 2014, Hussin ingin mengajak kakak tertuanya, Win Aini, untuk ikut bersamanya pergi haji saat ia kembali ke tempat tinggalnya di Kota Lama Kiri, Kuala Kangsar, Perak. Niatnya itu Hussin beberkan saat berbuka puasa dengan kerabatnya pekan lalu.
"Saya merasakan perbedaan dari nada suaranya saat ia mengatakan niatannya itu," kata Noorshah. (Baca: Kerabat Korban MH17 Minta Daftar Penumpang)
Noorshah mengaku ia tahu tentang kabar dari pamannya itu dari grup WhatsApp keluarganya. Ia tak menyangka pamannya yang telah bekerja selama 20 tahun sebagai pilot akan meninggal dengan cara seperti ini.
"Begitu mendengar kabar ini, kami semua lemas. Dia orang yang baik dan banyak beramal untuk orang yang membutuhkan," kata Noorshah. (Baca: MH17 Sengaja Ditembak, Malaysia Minta Keadilan)
Hussin menerbangkan MH17 dari Amsterdam ke Kuala Lumpur saat melewati Ukraina dan tertembak roket. Pejabat Ukraina menyebut roket itu ditembakkan dari kelompok pro-Rusia yang berada di dekat perbatasan, tapi mereka membantahnya.
RINDU P. HESTYA | BERNAMA
Berita Lain:
Pesawat Malaysia Airlines Jatuh di Ukraina
Malaysia Airlines Tertembak Misil Dekat Rusia
Ada 11 WNI di Malaysia Airlines MH17