TEMPO.CO, Lumajang - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kaget bukan kepalang dengan kondisi harga lelang gula yang sangat rendah. "Tidak kami perhitungkan. Karena kami tidak mengira bahwa begitu bebas dan besarnya gula impor yang masuk pasar," kata Dahlan Iskan ketika meninjau proses penggilingan tebu di Pabrik Gula Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Sabtu sore, 19 Juli 2014.
Dahlan mengatakan anjloknya ini memang betul-betul perlu menjadi perhatian semua pihak. "Bagaimana agar tidak jadi begini. Bahkan kalau perlu diusulkan ada razia terhadap gula rafinasi yang masuk pasar," kata dia.
Ketentuan soal gula rafinasi, kata Dahlan, sudah sangat jelas. "Ketentuannya kan sudah jelas, bahwa gula rafinasi tidak boleh masuk pasar. Tapi mata telanjang bisa melihat dan siapa pun bisa melihat begitu banyak gula rafinasi yang di pasar," kata dia.
Dalam situasi seperti ini, Dahlan menyimpulkan telah terjadi pelanggaran secara nyata-nyata dan terbuka. Akibatnya yang dirugikan adalah petani dan pabrik gula yang sudah mengabdi kepada negara. "Sementara mereka (pengimpor gula rafinasi) tidak perlu mengurus tanaman dan tidak perlu bikin pabrik," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, harga lelang di Pabrik Gula Jatiroto cukup rendah, yakni sekitar Rp 8.200. Padahal pemerintah menargetkan harga lelang gula di angka Rp 8.500. Kekhawatiran bahwa gula akan terus menumpuk dan tidak bisa keluar membuat petani melepas dengan harga Rp 8.200.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Kabupaten Lumajang, Eko Juli Kurniadi, belum bisa dihubungi ihwal rendahnya harga lelang gula ini. Namun beberapa waktu lalu menjelang Ramadan, petani berharap harga lelang gula bisa Rp 9.000.
DAVID PRIYASIDHARTA
Terpopuler:
Milisi Penembak MH17: Kami Menembak Mayat
Isi Kargo MH17, Surat Diplomatik sampai Suku Cadang Helikopter
Diultimatum ISIS, Umat Kristen Tinggalkan Mosul
Milisi Diduga Incar Pesawat Putin, Bukan MH17
Jembatan Comal Amblas, Jalur Alternatif Molor 30 Km
Insinyur Selamat Gara-gara Tidak Dapat Tiket MH17