Arus Mudik, Surakarta Pasang 97 Rambu Jalan  

Warga menyaksikan Railbuss Batara Kresna saat melakukan pengoperasian perdana yang melintasi Jl Slamet Riyadi, Solo, Jawa tengah, Minggu (5/8). Pengoperasian perdana tersebut melewati rute Sukoharjo-Solo-Jogjakarta sebagai salah satu persiapan menghadapi datangnya arus mudik Ramadan 2012. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Warga menyaksikan Railbuss Batara Kresna saat melakukan pengoperasian perdana yang melintasi Jl Slamet Riyadi, Solo, Jawa tengah, Minggu (5/8). Pengoperasian perdana tersebut melewati rute Sukoharjo-Solo-Jogjakarta sebagai salah satu persiapan menghadapi datangnya arus mudik Ramadan 2012. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Surakarta memasang 97 rambu penunjuk jalan untuk memudahkan pemudik. Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta Sri Baskoro mengatakan pemasangan rambu-rambu tersebut bertujuan agar pemudik terhindar dari kemacetan.

"Kami informasikan berbagai jalur alternatif lewat media rambu penunjuk jalan," katanya saat ditemui, Ahad, 20 Juli 2014. Puluhan rambu penunjuk jalan tersebut sudah dipasang sejak H-10 dan tetap dipertahankan selama arus balik.

Dia mengatakan salah satu kegunaan rambu penunjuk jalan adalah mengarahkan pemudik yang sekadar melintasi Surakarta agar tidak melewati tengah kota. "Karena di tengah kota pasti terjebak kemacetan," ucapnya.

Dia mencontohkan bagi pemudik dari Yogyakarta atau Semarang yang ingin ke Sragen atau Jawa Timur, di pertigaan Faroka di Jalan Slamet Riyadi sudah ada rambu yang menginformasikan pemudik bisa mengambil rute melalui Jalan Adi Sucipto, Jalan Ahmad Yani, dan berlanjut di jalan lingkar yang menuju ke Sragen atau Jawa Timur.

"Kami memasang rambu penunjuk jalan di titik-titik strategis. Harapannya pemudik tidak perlu berputar-putar di tengah kota," katanya. Kecuali kalau pemudik memang berencana singgah sebentar di Surakarta untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.

Untuk memperlancar arus lalu lintas di tengah kota, penyelenggaraan car free day atau hari bebas kendaraan ditiadakan pada 27 Juli dan 3 Agustus. Sehingga Jalan Slamet Riyadi yang biasanya ditutup tiap Ahad dari Purwosari sampai Gladag pukul 05.00-09.00 WIB, bisa dilewati.

Kepala Dinas Perhubungan Surakarta Yosca Herman Soedrajad memperkirakan ada 7,5-8 juta kendaraan roda dua dan roda empat yang masuk ke Surakarta saat arus mudik dan balik. "Sehingga kami harus membuka semua jalan dan memasang rambu penunjuk jalan untuk membantu kelancaran arus mudik," ujarnya.

Kepolisian juga menyiagakan 380 petugas untuk mengatur kelancaran arus lalu lintas. Para petugas akan berjaga di titik strategis selama 24 jam dalam 3 kali giliran jaga. Dia juga sudah memasang 35 CCTV (kamera pengawas) untuk memantau titik rawan macet dan kecelakaan.

Salah satu upaya mengurangi kemacetan lalu lintas adalah meminimalkan persimpangan kendaraan misalnya di Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Pasar Gede, perempatan Coyudan, dan kawasan Purwosari. Di lokasi tersebut dipasang barikade memanjang.

UKKY PRIMARTANTYO



Baca juga:

Mahfud Md.: Dua Capres Sama-sama Curang

SBY Klaim Mampu Tengahi Perselisihan di Pilpres
Kalah Telak, Saksi Prabowo Tolak Tanda Tangan

Luhut Berharap Tokoh Muda Pimpin Golkar
Komite Buruh Tolak Rencana Pengawalan Suara