TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang kedua calon presiden untuk buka bersama di Istana Negara. Pertemuan tersebut, kata Sudi, diharapkan membuat iklim politik tetap kondusif jelang rekapitulasi suara nasional oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli. "Jangan sampai gara-gara pemilihan presiden masyarakat kita terbelah," kata Sudi saat dihubungi, Sabtu malam, 19 Juli 2014.
SBY menilai proses pemilihan presiden sudah transparan. Presiden, kata Sudi, berharap agar calon dari poros Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dan dari poros PDI Perjuangan, Jokowi-Jusuf Kalla, menerima apa pun keputusan dari KPU. Kalau ada yang tak puas dengan hasil kerja KPU, ia menyarankan agar kandidat melakukan protes sesuai koridor. "Kalau tak puas, silakan ke Mahkamah Konstitusi," kata Sudi.
Penghitungan hingga malam ini di 21 provinsi, Jokowi memperoleh perolehan suara dengan total 50,3 persen. Sedang Prabowo 49,7 persen. Perolehan itu didapat dari sebagian Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Perolehan suara di tiap propinsi tak jauh berbeda dengan hitungan dari Kawalpemilu.org. Semisal di Sumatera Barat, Prabowo unggul dengan perbandingan 76,9 persen dan 23,1 persen untuk Jokowi. Di Kawalpemilu.org Prabowo unggul 76,97 persen, sedangkan Jokowi mendapat 23,02 persen. Total perolehan suara nasional di laman Kawalpemilu.org adalah kemenangan bagi Jokowi 52,8 persen. Sedangkan Prabowo mendapat 47,2 persen.
Juru bicara Jokowi-JK, Anies Baswedan, menyampaikan bahwa calon presidennya berterima kasih kepada rakyat Indonesia. "Hasil pemilihan presiden ini adalah kemenangan untuk rakyat," kata dia. (Simak info pemilu di sini)
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Baca juga:
Mahfud Md.: Dua Capres Sama-sama Curang
SBY Klaim Mampu Tengahi Perselisihan di Pilpres
Kalah Telak, Saksi Prabowo Tolak Tanda Tangan
Luhut Berharap Tokoh Muda Pimpin Golkar
Komite Buruh Tolak Rencana Pengawalan Suara