TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok relawan pendukung Joko Widodo, Projo, tak setuju dengan permintaan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tentang penundaan penetapan hasil rekapitulasi pemilihan presiden 9 Juli lalu. "Dasar penundaan tidak kuat," kata koordinator Projo, Budi Arie Setiadi, melalui siaran pers yang diterima Tempo, Ahad, 20 Juli 2014.
Menurut Budi, penundaan menjadi tak relevan lantaran seluruh tahapan pilpres sudah dilalui dan tak ada gejolak berarti di tengah masyarakat. Penundaan, kata Budi, hanya akan menimbulkan keresahan sosial dan ketidakpastian politik yang dapat mengancam kesatuan bangsa. "Itu manuver politik yang akan merugikan masyarakat."
Budi menilai saat ini seluruh pihak harus bersama-sama membangun demokrasi dalam suasana damai dan penuh persaudaran. Dia berharap menjelang penetapan KPU tak ada lagi pihak yang menonjolkan perbedaan pendapat yang terbangun sebelum pilpres. "Biarlah rakyat merayakan pesta demokrasi ini dengan penuh suka cita dan tanpa rasa takut."
Wacana penundaan rekapitulasi suara secara nasional disampaikan tim Prabowo-Hatta lantaran menilai masih terdapat banyak masalah dalam rekapitulasi di tingkat daerah. Selain itu tim menengarai ada banyak kecurangan selama pemilihan. Kecurangan itu dinilai bersifat masif, dan terstruktur. Tim Prabowo-Hatta mengusulkan penundaan dilakukan hingga 9 Agustus mendatang.
IRA GUSLINA SUFA
Baca juga:
Mahfud Md.: Dua Capres Sama-sama Curang
SBY Klaim Mampu Tengahi Perselisihan di Pilpres
Kalah Telak, Saksi Prabowo Tolak Tanda Tangan
Luhut Berharap Tokoh Muda Pimpin Golkar
Komite Buruh Tolak Rencana Pengawalan Suara