TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Akbar Tandjung mengatakan pengurus pusat partainya belum ada pembicaraan untuk merapat ke kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla jika kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kalah dalam pemilihan presiden. Pengurus daerah Golkar pun belum ada pembahasan.
“Sikap kami sementara ini menghormati koalisi yang ada,” kata Akbar setelah melaksanakan tarawih bersama Kesatuan Alumni Himpunan Mahasiswa Islam di Jenggala Center, Jakarta Selatan, Sabtu, 19 Juli 2014. (Baca: Jokowi Menang di Ibu Kota)
Akbar mengaku kedatangannya ke Jenggala Center sekadar silaturahmi. “Saya bagian KAHMI. Jika tak datang, malah batin saya terganggu,” ujarnya. (Baca: SBY, Prabowo dan Jokowi Akan Duduk Satu Meja)
Sebelumnya, politikus senior partai beringin, Ginandjar Kartasasmita, mendesak dipercepatnya pelaksanaan Musyawarah Nasional Golkar untuk mengganti Aburizal Bakrie dari posisi Ketua Umum. Desakan ini dilatarbelakangi kekecewaan mereka atas sejumlah kebijakan Aburizal dan kegagalannya memimpin partai. (Baca: Tim Jokowi-JK Waspadai Perhitungan Suara di Daerah )
Kekecewaan memuncak ketika Aburizal memutuskan membawa partai beringin bergabung dalam koalisi permanen bersama partai-partai pengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Piagam koalisi permanen diteken Aburizal bersama Sekretaris Jenderal Idrus Marham di Tugu Proklamasi sehari sebelum seruan penyelamatan Golkar dibacakan.
Ginandjar mengatakan keputusan Aburizal diambil tanpa mengikuti mekanisme yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Golkar. Menurut dia, kebijakan itu semestinya diputuskan melalui rapat pengurus harian, rapat pleno, ataupun rapat pimpinan nasional. Aburizal, tutur Ginandjar, tidak menempuh cara-cara "legal" tersebut. "Itu kan keputusan strategis partai, tidak bisa diputuskan secara pribadi," kata Ginandjar kepada Tempo, Selasa lalu.
AMRI MAHBUB | PRIHANDOKO
Terpopuler:
Milisi Penembak MH17: Kami Menembak Mayat
Isi Kargo MH17, Surat Diplomatik sampai Suku Cadang Helikopter
Diultimatum ISIS, Umat Kristen Tinggalkan Mosul
Milisi Diduga Incar Pesawat Putin, Bukan MH17
Jembatan Comal Amblas, Jalur Alternatif Molor 30Km
Insinyur Selamat Gara-gara Tidak Dapat Tiket MH17